Jakarta (ANTARA) - Transaksi di Pasar Ikan Hias Jenderal Urip di Jatinegara, Jakarta Timur, dibuat dua sesi akibat keterbatasan lahan yang ada.
Pasar yang berlokasi di sudut lapangan bola Jenderal Urip Jalan Matraman Raya itu, kata pedagang ikan koi, Herry Wibowo (42) di Jakarta, Kamis, menjadi tempat relokasi bagi 400 PKL ikan hias yang sebulan lalu dipindah dari trotoar jalan.
Keterbatasan lahan relokasi menyebabkan
aktivitas pedagang dibagi menjadi dua sesi. Sebanyak 200 pedagang berjualan mulai subuh hingga siang dan sisanya pada siang hingga malam.
"Kalau subuh, pedagangnya masih bisa dapat omzet banyak, soalnya pasokannya dikirim subuh. Nah yang siang ini, kekurangan pasokan," katanya.
Para pedagang di pasar ikan hias itu kini mengalami penurunan pendapatan usaha akibat kemarau 2019.
"40 persenan (pasokan) menyusut. Barang gak ada peminatnya dan pasokan dari peternak berkurang," katanya.
Baca juga: Sejumlah varian ikan hias Jatinegara hilang akibat kemarau panjang
Baca juga: Ikan Cupang, unggulan ikan hias Jakarta
Penurunan pasokan ikan dari Sukabumi dan Parung, Bogor, Jawa Barat, memicu penurunan transaksi konsumen di pasar tersebut.
Herry menyebutkan, hampir separuh pendapatannya berkurang sejak sebulan terakhir karena sulit memenuhi permintaan konsumen.
Penasihat Komunitas Pedagang Ikan Hias Jatinegara (Kopijati) Albert Sofyan membenarkan adanya keluhan anggotanya selama berjualan di musim kemarau.
"Harga ikan hias di sini mulai Rp6.000 sampai jutaan rupiah juga ada. Tapi variannya lagi kurang, jadi banyak juga permintaan konsumen yang tidak kami penuhi," katanya.
Jenis ikan hias yang pasokannya berkurang di Pasar Jenderal Urip Jatinegara di antaranya jenis neon, gapy, red noise, lemon, dan blue electric.
"Padahal jenis-jenis ikan ini yang banyak peminatnya sekarang," katanya.
Baca juga: Dinas KPKP DKI Jakarta gelar pameran ikan hias
Baca juga: Pedagang ikan hias Jatinegara senang direlokasi
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019