Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) membantah penetapan harga jual elpiji 12 kg dilakukan secara tidak efisien, sehingga menaikkan harga bahan bakar tersebut berulang kali. Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina Achmad Faisal di Jakarta, Minggu mengatakan, pihaknya membeli elpiji sesuai harga pasar. "Kami beli elpiji dari KKKS (kontraktor kontrak kerja sama) melalui tender dan diawasi BP Migas (Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi). Silahkan cek ke BP Migas," katanya. Menurut Achmad Faisal, saat ini, pihaknya membeli elpiji sekitar 120 dolar AS per ton dan ditambah ongkos angkut antara 30-40 dolar AS per ton. Jadi, total biaya sampai pengisian elpiji ke tabung sekitar Rp11.000 per kg. Faisal mengatakan, kenaikan harga elpiji menuju keekonomian juga menepis tudingan monopoli sejumlah pihak termasuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). "Ada kritik, juga dari KPPU, katanya Pertamina tidak mau naikkan harga elpiji karena ingin memonopoli," katanya. Dengan harga elpiji sesuai keekonomian maka pelaku usaha lain selain Pertamina akan masuk. Ia juga mengatakan, Pertamina tidak mampu menanggung subsidi elpiji 12 kg terus menerus. Saat ini, BUMN tersebut merugi Rp6,5 triliun per tahun dalam bisnis elpiji. "Namun, kenaikan harga elpiji sesuai keekonomian tentunya bertahap dan kami akan lihat dulu situasi di masyarakat," katanya. Meski, Faisal mencontohkan, masyarakat di luar Jawa sudah mampu membeli elpiji dengan harga antara Rp100.000 -Rp150.000 per tabung. Pertamina mengakui kenaikan harga elpiji 12 kg akan membuat sebagian konsumen beralih ke tiga kg. "Kalau pengalihan sedikit-sedikit, mungkin saja ada. Tapi, secara umum masyarakat kaya mestinya malu mengambil jatah 3 kg," kata Faisal. Pertamina mulai Senin (25/8) kembali menaikkan harga jual elpiji kemasan 12 kg sebesar 9,5 persen dari Rp5.250 per kg menjadi Rp5.750. Sebelumnya, per 1 Juli 2008, harga sudah naik dari dari Rp4.250 menjadi Rp5.250 per kg. Pertamina juga berencana menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp500 per bulan sampai harga keekonomian yang sekarang mencapai Rp11.400 per kg. Akibat masih menjual di bawah harga keekonomian, Pertamina masih merugi sekitar Rp6,5 triliun per tahun dalam bisnis elpiji.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008