Beijing, (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dengan pemerintah China sepakat untuk bersama-sama mencari jalan terbaik menyelesaikan Putaran Doha yang pada 21-30 Juli 2008 di Jenewa, Swiss, gagal mencapai kesepakatan.
"Kedua negara akan bekerjasama dengan baik untuk mendorong suatu titik temu yang diharapkan soal Putaran Doha, walau sampai sekarang masih terus menemui kegagalan," kata Mendag Mari Elka Pangestu usai bertemu dengan Mendag China Chen Deming, di Beijing, Minggu.
Hal tersebut dikemukakan Mari kepada kepada pers di Beijing yang ikut mendampingi rombongan Wapres M Jusuf Kalla dalam kunjungan kerja ke Beijing, pada 22-24 Agustus 2008.
Menurut Mari, dalam pertemuan dengan Mendag China tersebut isu multilateral seperti Putaran Doha menjadi salah satu agenda yang dibahas secara serius, mengingat hal itu terkait dengan nasib negara-negara sedang berkembang.
Mendag Mari menegaskan bahwa sikap Indonesia dengan China soal kegagalan pertemuan Putaran DOha tersebut adalah sama, yaitu sangat menyesalkan dan selanjutnya akan bersama-sama untuk mencari solusi terbaik bagi keberhasilan putaran itu.
"Posisi dan sikap Indonesia dan China dalam pertemuan antara dua mendag adalah sama yakni akan terus bersama-sama mencari solusi terbaik dan mencari langkah-langkah yang konstruktif dan mendorng secepatnya di bahas ke meja negosiasi," kata Mendag Mari.
Dalam pertemuan dengan Mendag Chen Deming itu, Mari juga menjelaskan mengenai posisi Indonesia dalam Putaran Doha yang antara lain telah ditegaskan oleh Presiden Yudhoyono.
Menurutnya, sikap Indonesia adalah mementingkan sistem multilateral di bawah naungan Organisasi perdagangan Dunia (WTO) itu benar-benar berhasil dan bisa menciptakan sistem perdagangan yang adil serta berpihak kepada negara sedang berkembang.
"Pesan seperti ini tadi juga telah saya sampaikan dan tegaskan kepada Mendag China dan mereka (China.Red) ternyata juga memiliki sikap yang sama dengan Indonesia, yakni ingin segera menyelesaikan masalah perdagangan multilateral tersebut," katanya.
Presiden Yudhoyono pun, kata Mari, telah melakukan pendekatan dengan Presiden China Hu Jintao yang intinya mengharpkan komitmen bersama dari negara berkembang untuk segara kembali melakukan perundingan ke meja negosiasi. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008