Jakarta (ANTARA) - Dengan gaya bicara yang meledak dan cenderung blak-blakan, salah satu calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 Sarman El Hakim mengatakan bahwa dirinya akan mengeluarkan Indonesia dari keanggotaan AFF jika terpilih menjadi ketua umum.
“AFF itu bukan bagian dari FIFA. Kalau saya terpilih menjadi ketua umum, kita akan keluar dari AFF. Saya akan berbicara dengan Presiden,” ujar Sarman di Jakarta, Rabu.
Menurut pria kelahiran Jakarta itu, AFF membuat Indonesia luput memperhatikan persiapan turnamen lain yang lebih penting seperti SEA Games, Asian Games dan Olimpiade.
Padahal, Sarman menilai hampir tidak ada keuntungan yang didapatkan PSSI dari AFF.
“Memangnya, kalau kita juara Piala AFF, peringkat FIFA kita akan naik? Tidak. Karena masyarakat sudah terlanjur terhibur dengan turnamen itu maka kita tidak bisa bilang apa-apa lagi,” tutur Ketua Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI) tersebut.
Sarman pun mengingatkan bahwa PSSI selayaknya hanya mengacu pada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang merupakan anggota FIFA.
“Saya salah satu orang yang selalu katakan untuk meninggalkan AFF. AFF itu seperti ‘event organizer’, bukan federasi,” kata laki-laki yang sempat mengenyam pendidikan di Australia itu.
Baca juga: PSSI pastikan kongres pemilihan Exco sesuai rencana
Sebagai informasi, AFF memang tidak tercatat dalam keanggotaan FIFA. Namun, keberadaan organisasi yang dipimpin Mayor Jenderal Khiev Sameth (Kamboja) tersebut diakui oleh AFC.
Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria saat ini menjabat sebagai wakil presiden AFF periode 2019-2023 yang sekaligus membuatnya menjadi perempuan pertama sepanjang sejarah di posisi tersebut.
Kerakyatan
Langkah Sarman di dunia olahraga berawal dari keanggotannya di Persatuan Sepak bola Jayakarta (PS-Jayakarta).
Pria berumur 53 tahun ini mengklaim pernah menjadi ketua unit olahraga sepak bola Universitas Pancasila dan Universitas Indonesia serta ketua sepak bola alumni Universitas Indonesia.
Langkah Sarman menjadi calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 sempat terganjal administrasi yang mengharuskannya mengikuti banding. Sarman lalu menyerahkan bukti bahwa dia anggota Persatuan Sepak Bola Urakan, yang menjadi klub internal Persikad Depok, lebih dari lima tahun.
Sebelum ini, Sarman juga pernah menjadi calon ketua umum PSSI untuk periode 2011-2015 dan 2016-2020 tetapi tidak pernah berhasil memenangkan persaingan.
Baca juga: PSSI: kongres pemilihan Exco 2 November 2019 sah dan legal
Dalam kampanyenya yang terkini, Sarman menggaungkan sepak bola kerakyatan. Dia juga menolak timnas Indonesia dilatih juru taktik asing dan setiap anggota komite eksekutif PSSI tidak boleh rangkap jabatan.
“Sepak bola harus menghargai rakyatnya. Kepentingan masyarakat melalui perangkat pemerintah seperti gubernur harus diintegrasikan dengan sepak bola,” tutur dia.
Sementara tentang exco yang rangkap jabatan, Sarman menegaskan bahwa dirinya akan melaporkan hal itu ke FIFA karena hal tersebut berhubungan dengan prestasi nasional.
Dia ingin petinggi PSSI meniru apa yang dilakukan pejabat Federasi Sepak Bola Peru (FPF).
“Saya sempat mengobrol dengan sekjen FPF yang berasal dari kalangan profesional. Dia mengatakan kepada saya akan melepaskan semua jabatan profesionalnya untuk mengurus sepak bola,” tutur Sarman, yang mengaku sudah melakukan studi banding ke federasi sepak bola di 26 negara.
Baca juga: Exco dan caketum PSSI temui Menpora bahas polemik kongres
Sarman El Hakim menjadi salah satu calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 bersama 10 nama lainnya yakni Arif Wicaksono, Aven Hinelo, Bernhard Limbong, Benny Erwin, Fary Djemy Francis, La Nyalla Mattalitti, Mochamad Iriawan, Rahim Soekasah, Vijaya Fitriyasa dan Yesayas Oktavianus.
Adapun kongres pemilihan 15 personel Exco PSSI 2019-2023 yaitu ketua umum, dua wakil ketua umum dan 12 anggota exco digelar pada 2 November 2019 di Jakarta.
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019