London,(ANTARA News) - London akan menerima estafet penyelenggaraan Olimpiade dari Beijing pada Minggu dengan janji akan menyelenggarakan Olimpiade "berkelanjutan" pertama. Kantor berita AFP melaporkan, saat ini Inggris sedang menunjukkan prestasi terbaiknya selama 100 tahun terakhir.
Di Beijing, Inggris berhasil mengumpulkan 19 medali emas masing-masing disumbangkan dari cabang balap sepeda, lomba perahu layar, dan renang. Prestasi ini menunjukkan bahwa program investasi yang diterapkan Inggris telah menempatkan atletnya di jalur menuju kemenangan dalam empat tahun ke depan.
Dan ketika David Beckham menendang bola dari atas bus merah khas kota London pada upacara penutupan Minggu di Beijing, London menjanjikan akan menyelenggarakan Olimpiade dengan pendekatan yang berbeda dari Beijing.
Dengan biaya setengah dari penyelenggaraan Olimpiade Beijing (30,5 milyar euro), London sebagai kota penyelenggara selanjutnya menekankan bahwa mereka tidak akan mencoba menyaingi China yang membuat stadion Olimpiade di jantung ibukotanya, Beijing, dengan panggung yang besar.
Sebaliknya, Olimpiade London akan diselenggarakan di daerah timur kota itu dan berencana akan membuat fasilitas yang nantinya bisa diwariskan kepada penduduk sekitar walaupun Olimpiade telah selesai dilaksanakan.
Sebastian Coe, mantan atlet peraih medali emas yang juga anggota komite penyelenggara, menyatakan bahwa Beijing mungkin akan menjadi penyelenggara Olimpiade terakhir yang sejenisnya.
"Sangat tidak mungkin kita akan melihat penyelenggaraan Olimpiade seperti di Beijing lagi," ujar Coe di Beijing.
"Komite Olimpiade Internasional sendiri menyadari bahwa Beijing akan menjadi edisi Olimpiade terakhir dengan format seperti ini."
Ikon Olimpiade Beijing dengan kapasitas 90.000 kursi, Stadion Sarang Burung, tak diragukan lagi adalah stadion paling dikenang selama sejarah Olimpiade, tapi perencanaan pembangunan stadion di London akan dibuat lebih sederhana.
Panggung Olimpiade akan berkapasitas 85.000 kursi penonton dengan desain modern. Setelah Olimpiade usai, kapasitas stadion tersebut nantinya akan diubah menjadi 25.000 saja.
"Konsep stadionnya akan sangat berbeda dengan Beijing," ujar Coe.
"Kita akan mewariskan stadion serbaguna dengan kapasitas 25.000 kursi."
Kota London berencana untuk merubah daerah Lea Valley yang terletak di bagian timur kota itu menjadi panggung Olimpiade.
Panitia mengatakan bahwa semua panggung didisain untuk penggunaan jangka panjang dengan harapan untuk menghindari sindrom "gajah putih" yang menimpa kota-kota penyelenggara Olimpiade terdahulu. Contoh yang paling baru adalah kota Olimpiade 2004, Athena, dimana kebanyakan stadion yang sudah dibangun menjadi terbengkalai dan tidak digunakan lagi.
Ketika Olimpiade London berakhir, Taman Olimpiade akan disulap menjadi taman kota terbesar yang pernah dibuat di Eropa selama 150 tahun terakhir.
Walikota London, Boris Johnson, mengatakan bahwa manfaat Olimpiade London 2012 akan sangat besar.
"Investasi besar kami dalam pembangunan Taman Olimpiade adalah untuk diwariskan ke masyarakat. Kami membersihkan daerah itu, menanam jaringan listrik, membangun jalan dan jalur kereta api, serta membangun infrastruktur energi baru."
"Sebuah tempat dengan skala dan kualitas seperti ini, dengan beberapa menit jaraknya dari ibukota, pasti sangat jarang ada," ujar walikota.
Namun, awan kelabu mulai menghantui London karena anggaran awal Olimpiade 2012 yang semula 3,4 milyar pound, melonjak menjadi 9,3 milyar pound (11,7 milyar euro atau 17,2 milyar dolar).
Johnson menolak laporan yang menyebutkan bahwa tagihan keamanan lah yang membuat anggaran melonjak, walaupun kebutuhan untuk keamanan yang ketat telah didengungkan di kota itu sejak tanggal 7 juli 2005, sehari setelah London memenangi voting untuk menjadi penyelenggara Olimpiade 2012. Hal ini dikarenakan sebelumnya terjadi empat bom bunuh diri dari kelompok ekstrem Islam yang membunuh 52 orang di dalam kereta dan sebuah bus di London.
Di Beijing, tim Olimpiade Inggris telah menunjukkan manfaat investasi 265 juta pound yang digunakan untuk membiayai para atlet selama empat tahun belakangan ketika mereka mencapai prestasi raihan medali terbanyak sejak 1908.
Pembiayaan yang lebih banyak telah dijanjikan, dan kebanyakan para peserta, seperti perenang berusia 19 tahun peraih medali emas, Rebecca Adlington, berusia cukup muda untuk ditargetkan meraih sukses yang lebih besar lagi di Olimpiade London 2012.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008