Tawau, (ANTARA News) - Mantan Kapolri Da`i Bachtiar mengaku seperti menjadi Kapolres lagi karena selaku Dubes, hampir setiap hari memeriksa shelter (penampungan sementara) di Kedutaan Besar RI Kuala Lumpur.
"Setiap hari saya harus periksa berapa jumlah orang di penampungan. Apakah ada yang sakit dan sebagainya. Persis yang saya lakukan ketika menjadi Kapolres dulu selalu memeriksa jumlah tahanan," kata Da`i dalam pertemuan dengan para tokoh masyarakat Indonesia di Tawau Sabah, Sabtu malam.
Da'i menerangkan, di Kedutaan terdapat penampungan untuk TKW (tenaga kerja wanita) yang bermasalah dengan majikannya.
"Setiap hari ada antara 60 hingga 90 orang. Saya perlu bertanggung jawab terhadap mereka. Jadi sekarang tugas saya turun lagi menjadi Kapolres," katanya disambut tawa hadirin.
Da`i melakukan kunjungan kerja ke Sabah untuk memperkenalkan diri sebagai Dubes kepada Yang Dipertua Negeri Sabah Tun Ahmadshah Abdullah dan Ketua Menteri Sabah Musa Aman.Da'i resmi menjadi Dubes sejak 19 Juni 2008.
Dia juga membicarakan perkembangan operasi besar-besaran di Sabah terhadap para pendatang dan pekerja gelap. Da`i menjelaskan bahwa pekerja ilegal adalah korban dari majikan yang ilegal yakni yang tidak mau mengurus ijin kerjanya. "Majikan ilegal ini juga harus ditindak," kata mantan Kapolres Blora, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah itu. Jabatan Kapolres dijalaninya pada tahun 1987-1990.
Ia juga melihat kondisi kerja TKI-TKW di Sabah dengan menemui mereka di "kem" tahanan sementara Tawau. Selain itu Dubes juga melihat perkampungan pekerja perusahaan perkebunan kelapa sawit Borneo Samudera Sdn Bhd di Sg Balung yang mempekerjakan 1900 pekerja asal Indonesia. Da'i juga meninjau sekolah anak-anak TKI Humana dan kondisi kerja TKI di industri kayu Papan Selera Indah, Tanjung Batu Tawau yang mempekerjakan 570 pekerja Indonesia.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008