Maroko yang berpenduduk 40 juta jiwa merupakan peminum teh jadi harus dimanfaatkanMedan (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Kerajaan Maroko dan Republik Islam Mauritania, Hasrul Azwar menyatakan siap membantu memasarkan teh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV ke negara itu yang saat ini produk pertanian itu masih didominasi asal China.
"Maroko yang berpenduduk 40 juta jiwa merupakan peminum teh jadi harus dimanfaatkan PTPN IV untuk memasarkan produk tehnya," ujarnya di Medan, Rabu.
Dia mengatakan itu saat bertemu Dirut PTPN IV, Siwi Peni dan jajarannya serta Komisaris Independen PTPN IV, Osmar Tanjung di kantor perusahaan perkebunan itu.
Untuk memasarkan teh di Maroko, kata Hasrul, PTPN IV harus promosi dahulu dengan memanfaatkan Pameran Inacof atau Indonesian Coffee yang akan digelar di Marakes (Maroko) pada 11-17 November.
Inacof membuka 10 stan dan diharapkan PTPN IV ikut menjadi salah satu peserta.
Hasrul mengakui, sebelumnya teh dari Jawa Barat sudah mencoba memasuki pasar Maroko, tetapi akhirnya tidak kuat karena China sebagai pemain besar melakukan strategi banting harga.
"Saya yakin manajemen PTPN IV dengan produk teh yang diakui pasar asing mampu bersaing dengan produk China di pasar Maroko," ujar Hasrul yang didampingi Counsellor KBRI Rabat, Hanung Nugraha.
Dirut PTPN IV, Siwi Peni, mengaku PTPN IV siap mengikuti Pameran Inacof di Maroko itu.
"Harapannya ke depan Maroko menjadi salah satu.pasar teh PTPN IV yang dewasa ini masih terbesar ke Amerika Serikat," ujarnya yang didampingi Direktur Komersil PTPN IV, Umar Affandi.
Siwi Peni menegaskan, dengan akan meningkatnya produktivitas ketiga kebun teh PTPN IV yakni di Sidamanik, Bah Butong dan Tobasari, maka diperlukan pemasaran yang lebih luas baik di dalam dan luar negeri.
Saat ini dengan produksi teh yang masih 7.500 ton per tahun, teh PTPN IV di ekspor ke beberapa negara seperti AS ,Malaysia, Thailand dan Pakistan.
Baca juga: Asosiasi sebut industri teh Indonesia lesu
Baca juga: Hengky Kurniawan dinobatkan sebagai Duta Teh Indonesia
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019