Jakarta, (ANTARA News) - Berniat menularkan konsep pendidikan sekolah alam kepada anak-anak, Dik Doank, artis yang juga pemilik yayasan sekolah Kandang Jurang Doang, baru-baru ini mengunjungi SDN Lidah Kulon IV dan V Surabaya. Siaran pers Kandang Jurang Doang, yang diterima ANTARA, Jumat, menyebutkan, pada kunjungan yang merupakan bagian dari program Anak Sehat Indonesia Kuat tersebut, Dik Doank mengajak siswa SDN Lidah Kulon bermain sambil melatih keseimbangan otak kiri dan kanan. Permainan bertajuk "fun olympic" itu antara lain lomba memasang puzzle dan cerdas cermat tentang pola hidup sehat. Menurut Dik Doank, dalam dunia anak-anak, 60 persennya adalah bermain. "Dengan menggunakan metode belajar sambil bermain atau `fun learning`, besar kemungkinan para siswa tersebut akan lebih mudah menyerap materi yang diajarkan, tanpa harus menemui suasana suntuk saat menerima pelajaran seperti pada sekolah konvensional," katanya. Ia mengungkapkan, berbagai survei membuktikan bahwa metode `fun learning` lebih mudah diserap oleh siswa daripada konsep dalam ruangan, dan bahwa pada metode pembelajaran teori, siswa akan menyerap ilmu tanpa bisa meresapi maknanya. "Setiap siswa pasti tahu tanggal 21 April itu hari apa, tetapi ketika ditanya maknanya saya yakin tidak banyak yang tahu," katanya. Dik Doank berpendapat, masa kecil anak-anak yang biasanya diwarnai dengan bermain merupakan tahap awal pertumbuhan mereka menjadi manusia yang lebih dewasa. Sehubungan itu, masa kecil anak-anak jangan disi dengan hal-hal di luar kapasitasnya untuk dapat menerima. Dik Doank mengatakan, jika anak-anak tidak memiliki kesempatan bermain, maka dalam perkembangannya nanti keinginan bermain itu akan datang pada usia tertentu. "Yang terjadi seperti sekarang ini. Banyak orang dewasa yang masih bermain-main. Di DPR, di kalangan artis, masih banyak orang dewasa yang sifatnya seperti anak-anak, suka bermain-main. Khan repot," katanya. Setelah kunjungan ke Surabaya, hingga akhir bulan ini Dik Doank dijadwalkan mengunjungi 60 sekolah dalam program yang disponsori produsen biskuit itu. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008