Banjarbaru (ANTARA News) - Jika bangsa Indonesia ingin melepaskan diri dari berbagai permasalahan, tidak ada jalan lain kecuali memperhatikan pendidikan yang berkualitas untuk melahirkan generasi berkualitas sebagai pemimpin bangsa masa depan. "Tak ada jalan lain, kecuali memperhatikan kualitas pendidikan," kata Menteri Agama, M Maftuh Basyuni di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), pada acara pemancangan fondasi Pembangunan Kompleks Pendidikan Citra Islami Banjarbaru, Kalsel, Sabtu. Kompleks pendidikan tersebut rencananya akan dibangun di atas lahan 50 ha dilengkapi Masjid Islamic Center, perumahan dan sarana lainnya di Kota Citra Graha. Termasuk pula 20 hektare lahan yang diperuntukkan bagi sarana praktek pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan di Banjarbaru. Ikut hadir dalam acara tersebut yaitu Gubernut Kalsel, H Rudy Ariffin, mantan Gubernur Kalsel Ir Moh Said yang juga anggota DPD RI. Dirjen Pendidikan Islam, Prof Moh Ali, Direktur Pondok Pesantren Amin Haedari juga ikut hadir bersama perintis pembangunan pusat pendidikan tersebut Haji Norhin dan Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Citra Islam H Syafriansyah dan para ulama setempat. Maftuh menegaskan memberi apresiasi tinggi terhadap pembangunan Kompleks Pendidikan Citra Islami. Sebab, pendidikan merupakan kebutuhan utama dan mendasar dalam kehidupan bangsa. Terlebih bagi umat Islam, kunci maju mundurnya suatu bangsa ada pada bidang pendidikan. Dunia pendidikan merupakan pranata yang terlibat langsung dalam mempersiapkan masa depan peradapan manusia. Manusia butuh pendidikan, kapan dan dimana pun ia berada, katanya. Jika dikaitkan dengan peran manusia sebagai hamba Allah di bumi, tanpa pendidikan manusia sulit berkembang sesuai dengan tuntutan fitrahnya. Karena itu, lanjutnya, pendidikan harus diarahkan untuk menghasilkan manusia seutuhnya, yaitu punya karakter dan berkualitas serta berakhlak mulia. Menag menjelaskan pula, pembinaan karakter menjadi penting dalam penyelenggaraan pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sebab, katanya, jika manusia pandai dan memiliki daya saing yang unggul tapi tidak punya karakter, maka ilmu dan keahliannya tak akan bermanfaat bagi perbaikan kehidupan masyarakat dan bangsanya. Kecuali hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri. Karena itu pula ia mengingatkan bahwa bangsa Indonesia jika ingin bangkit dan melepaskan diri dari berbagai permasalahan, tidak ada jalan lain kecuali memperhatikan pendidikan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008