Jakarta (ANTARA) - Bagi calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 Yesayas Oktavianus, tim nasional Indonesia yang tangguh berawal dari organisasi PSSI yang kuat.

Salah satu tanda kuatnya organisasi, kata Yesayas, adalah anggotanya terutama dari Komite Eksekutif (Exco) tidak memberikan pernyataan-pernyatan publik yang dapat mengganggu keharmonisan internal.

“Idealnya, semua informasi yang terkait PSSI harus satu pintu,” ujar Yesayas di Jakarta, Rabu.

Menurut pria kelahiran Ambon itu, Exco PSSI kepengurusan sebelumnya beberapa kali mempertontokan hal tersebut di depan umum.

Tindakan itu dinilainya tidak lepas dari tugas exco yang harus mengurus banyak bidang. Alasan lain, terjadi konflik kepentingan di dalam exco itu sendiri.

“Anggota exco bisa membawahi beberapa bidang, jadi kadang-kadang mereka ‘overlap’. Di exco juga ada konflik kepentingan karena beberapa dari mereka yang bahkan memiliki lebih dari satu klub. Ini, kan, tidak boleh,” tutur Yesayas.

Untuk menertibkan hal tersebut, Yesayas berjanji akan tegas. Jika terpilih menjadi Ketua Umum PSSI periode 2019-2023, eks pewarta koran Kompas itu akan mengintruksikan Exco untuk tidak berbicara ke publik tanpa persetujuan organisasi.

“Kalau di rapat internal, silakan berbicara dan ‘berkelahi’ untuk menyampaikan argumen. Namun setelah itu, semua informasi harus satu pintu. Misalnya Sekjen yang berbicara atau ketua, wakil ketua,” tutur pria berusia 62 tahun itu.

Prestasi

Sembari menertibkan organisasi, Yesaya Oktavianus berjanji melakukan pengembangan pemain muda, meningkatkan kualitas kompetisi dan memanfaatkan sains (sport science) seandainya menduduki kursi ketua umum PSSI.

Menurut Yesayas, pemain muda harus menjadi prioritas dari program PSSI. Untuk itu, dia menekankan pentingnya kerangka dan standardisasi pembinaan usia muda yang tidak hanya mengasah kemampuan, tetapi juga menanamkan akhlak yang baik.

“Jika terpilih menjadi ketua umum, saya akan membut program beasiswa pemain muda untuk mengikuti kamp internasional,” tutur Yesayas.

Tidak ketinggalan, peliput tiga Piala Dunia yaitu edisi 1990, 1994 dan 2006 tersebut juga menegaskan PSSI harus bekerja sama dengan pemerintah terutama dalam sinergi terkait Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Persepakbolaan Nasional.

Yesayas sendiri berpegang pada keyakinan tidak ada prestasi yang dapat diraih dengan instan.

Pencapaian tertinggi dalam sepak bola harus diraih dengan keringat dan kerja keras. Kepentingan-kepentingan bisnis harus disingkirkan jauh-jauh.

“Keadaan saat ini adalah bisnis yang menjadi prioritas. Padahal olahraga itu paralel dengan prestasi bukan profit,” ujar Yesayas yang pernah mencalonkan diri menjadi calon wakil ketua umum PSSI periode 2016-2020 tetapi tidak terpilih di kongres.

Yesayas Oktavianus menjadi salah satu calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 bersama 10 nama lainnya yakni Arif Wicaksono, Aven Hinelo, Bernhard Limbong, Benny Erwin, Fary Djemi Francis, La Nyalla Mattalitti, Mochamad Iriawan, Rahim Soekasah, Sarman El Hakim dan Vijaya Fitriyasa.

Adapun kongres pemilihan 15 personel Exco PSSI 2019-2023 yaitu ketua umum, dua wakil ketua umum dan 12 anggota exco digelar pada 2 November 2019 di Jakarta.

Baca juga: Exco dan caketum PSSI temui Menpora bahas polemik kongres

Baca juga: PSSI: kongres pemilihan Exco 2 November 2019 sah dan legal

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019