Washington (ANTARA News) - Beberapa perusahaan otomotif AS mengimbau Kongres AS untuk menyetujui bantuan kredit lunak hingga 50 miliar dolar AS selama tiga tahun ke depan untuk memodernisasi pabrik perakitan dan menciptakan kendaraan hemat energi.Kalangan industri otomotif mengatakan, bantuan kredit, yang besarnya dua kali lipat dari pembiayaan sektor energi yang telah disetujui tahun lalu, harus menjadi prioritas utama ketika Kongres menyelesaikan masa reses nya bulan depan karena menurunnya laba perusahaan-perusahaan otomotif yang berbasis di Detroit serta semakin ketatnya pasar kredit."Kecemasan dan desakan perusahaan-perusahaan di Detroit meningkat pada bulan lalu serta memuncak saat mereka bertemu untuk membahas kebutuhan pembiayaan mereka," kata perwakilan dari salah satu serikat pekerja, Alan Reuther.Kongres sendiri pada tahun lalu telah menyepakati kredit murah senilai 25 miliar dolar AS bagi sektor energi, namun tidak demikian dengan sektor otomotif. Pinjaman itu akan diharapkan akan menutupi 30 persen kebutuhan perbaikan fasilitas untuk membangun kendaraan hybrid, dan elektrik, serta alternatif lainnya. Para pengusaha otomotif di Detroit dipaksa bekerja keras tahun ini akibat ekonomi yang memburuk dan keengganan konsumer membeli kendaraan karena harga BBM yang mahal. Raksasa otomotif, General Motors Corp. mengumumkan kerugian pada triwulan kedua sebesar 15,5 miliar dolar AS, sedangkan Ford Motor Co. merugi 8,7 miliar dolar AS. Kalangan industri berpendapat, jika disetujui, maka kredit itu bukan merupakan "bailout", tapi paling tidak setara dengan bantuan yang diberikan kepada bank-bank investasi di Wall Street dan perusahaan-perusahaan pembiayaan yang tengah kesulitan pembiayaan. Mereka juga menyebutkan, adanya ancaman puluhan miliar dolar AS yang bakal mereka hadapi sebagaimana dalam peraturan BBM terbaru. "Kami tidak melihatnya sebagai `bailout`. Kami melihatnya sebagai bantuan pemerintah membantu perbaikan terkait dengan produksi kendaraan berteknologi tinggi," kata Reuther. Dalam usulan yang telah disampaikan, bantuan tersebut diharapkan dapat menggunakan skema 25 miliar dolar AS pada tahun pertama, 15 miliar dolar AS pada tahun kedua, dan 10 miliar dolar AS pada tahun terakhir. Dengan bantuan sebesar itu, Kongres AS harus menyiapkan 7,5 miliar dolar AS sebagai cadangan jika kredit tersebut macet, demikian AP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008