Lebak (ANTARA News) - Warga Kabupaten Lebak, Banten, menyerbu sejumlah agen pangkalan minyak tanah setelah selama dua pekan terakhir mengalami kelangkaan.
Ratusan ibu rumah tangga, Jumat, tampak mengantre dengan membawa jeriken di agen pangkalan Jalan Djuanda Rangkasbitung, untuk mendapatkan minyak tanah.
Mereka sejak siang berbondong-bondong hingga sore hari masih mengantre untuk mendapatkan minyak tanah, karena saat ini bahan bakar minyak tanah di tingkat pengecer atau warung langka.
"Selama ini saya keperluan memasak menggunakan kayu bakar," kata Ny Icih (45) seorang ibu rumah tangga warga Pasir Babakan, Kelurahan MC Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
Dia mengatakan, kelangkaan minyak tanah itu sangat berdampak terhadap ekonomi warga penghasilan kecil, karena jika menggunakan kayu bakar tentu mengeluarkan biaya dua kali lipat.
"Saat ini kayu bakar harganya mencapai Rp5.000 per ikat dan hanya memenuhi kebutuhan seharian," katanya.
Begitu pula Ny Endang (40) warga Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, menyatakan, hingga saat ini dirinya mencari minyak tanah ke warung maupun pengecer tidak menemukannya.
Oleh karena itu, dirinya terpaksa membeli ke agen pangkalan minyak tanah dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp2.800 per liter.
Menurut dia, kelangkaan minyak tanah itu karena lemahnya pengawasan dan pemantauan pemerintah daerah, sehingga berpotensi dilarikan ke luar daerah.
Kemungkinan pendistribusian minyak tanah dari Pertamina Merak dialihkan ke industri atau diseledundupkan ke luar daerah.
Apalagi, daerah DKI Jakarta sudah dikonversikan dari minyak tanah ke gas elpiji.
"Saya menduga kelangkaan minyak tanah itu adanya oknum yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Lebak, H Ade menyatakan, pihaknya akan mengirimkan surat kepada Pertamina Merak agar adanya penambahan jatah pendistribusian minyak tanah.
"Selama ini pendistribusian minyak tanah belum terpenuhi dengan kebutuhan warga Kabupaten Lebak," ujarnya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008