Samarinda (ANTARA News)- Polda Kaltim menurunkan dua pleton Brimob yang bersiaga di Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim setelah terjadi bentrok berdarah antara polisi dengan massa pendemo sebuah perusahaan batu bara di kawasan itu.Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kaltim, Komisaris Besar I Wayan Tjatra, Jumat sore mengatakan bahwa walupun situasi Kota Tenggarong relatif kondusif namun polisi masih tetap mengantisipasi kemungkinan terjadinya aksi unjukrasa di Polres Kukar menyusul tewasnya seorang pengunjukrasa."Hingga saat ini, situasi Kukar khususnya di Kecamatan Kota Bangun, relatif kondusif. Namun, untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan, Polda Kaltim tetap menyiagakan personil Brimob di Polres Kukar," kata I Wayan Tjatra.Sebelumnya terjadi bentrok berdarah yang terjadi pada Rabu pagi (20/8) yang menyebabkan seorang pengunjukrasa tewas tertembak dan empat polisi terluka terkena berbagai senjata tajam itu."Kasus ini sudah dalam penyelidikan Propam (Profesi dan Pengamanan) Polda Kaltim," katanya mengenai pengusutan kasus itu baik kepada para pendemo serta secara interen kepolisian."Dua personil Polres Kutai masih dimintai keterangan terkait bentrok yang menyebabkan seorang pengunjukrasa tewas. Pemeriksaan dilakukan terkait, prosedur penanganan unjukrasa telah dilakukan hingga terjadinya penembakan," imbuh dia. Informasi yang dihimpun hingga Jumat sore menyebutkan, setelah sempat terhenti selama dua hari, aktifitas PT. Arcon Mineratama yang menjadi lokasi bentrok kembali berjalan normal. "Aktifitas Kota Bangun sudah kondusif dan hari ini (Jumat) PT. Arcon Mineratama mulai beroperasi," kata salah seorang warga Tenggarong. Bentrok terjadi saat dua kelompok massa, menggelar aksi unjukrasa di areal tambang batubara PT. Arcon Mineratama di Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Rabu pagi. "Warga telah disusupi satu kelompok massa yang datang dari luar Kabpaten Kutai Kartanegara. mereka inilah yang memprovokasi warga untuk menuntut ganti rugi lahan di areal tambang PT. Arcon Mineratama," ujar Kapolres Kukar, Ajun Komisaris Besar Heru Dwi Pratondo dikonfirmasi sesaat setelah bentrok terjadi. Pengunjukrasa bahkan sempat memblokir area tambang PT. Arcon Mineratama sehingga polisi meminta mereka menghentikan aksi pemblokiran tersebut. Situasi memanas saat polisi mengamankan seorang provokator. Namun, tiba-tiba salah seorang pengunjukrasa, Serin, menghujamkan tombak ke arah Kanit P3D Polres Kukar, Inspektur Dua Salamun serta dua anggota unit P3D lainnya. Serin akhirnya tewas tertembus peluru setelah polisi mengarahkan tembakan ke tubuhnya. "Karena massa sudah bertindak anarkhis, bahkan menyerang polisi dengan berbagai senjata tajam, sehingga kami terpaksa melakukan tindakan membela diri setelah diberi tembakan peringatan," kata Heru Dwi Pratondo. Warga menilai bahwa kawasa itu milik mereka namun berdasarkan penyidikan kepolisian setempat ternyata surat kepemilikan lahan yang warga adalah palsu, pihak perusahaan mengklaim mengontongi surat kepemilikan sah.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008