Denpasar (ANTARA News) - Unjukrasa dalam kemasan berbagai atraksi seni kembali digelar di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, terkait dengan penolakan rencana pemilihan ulang rektor perguruan tinggi seni tersebut periode 2008-2012.Unjukrasa melibatkan puluhan dosen, mahasiswa dan alumnus sambil membentangkan poster sama sekali tidak terkesan demo, meskipun sejumlah petugas kepolisian berjaga-jaga guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.Sejumlah pragmentari topeng bondres dan wayang kulit "Cenk Blonk" dengan dalang I Wayan Narda menambah kesemarakan unjukrasa dengan orasi dari dua gurubesar masing-masing Prof Dr I Made Bandem dan Prof Dr I Wayan Dibia.I Wayan Sura, SSN, seorang dosen yang juga seniman merespon suasana unjukrasa itu dengan tari kontemporel bersama dua mahasiswanya masing-masing Putu Edi Asmara Putra dan I Wayan Rio Saren.Dengan iringan instrumen musik "gong Blaganjur" dua mahasiswa jurusan seni rupa Murni ISI Denpasar menuangkan cat warna ke tubuh rekannya yang sebelumnya dibalut dengan kain kanvas. Demikian pula I Wayan Sura menuangkan cat warna ke dalam tubuhnya sebelum menari yang mampu menarik perhatian yang memadai halaman terbuka ISI Denpasar. Unjukrasa yang berlangsung selama 3,5 jam yang dimeriahkan dengan delapan barung gong blaganjur juga dimeriahkan dengan menampilkan sepasang barong landung yang berkeleling di sekitar kampus. Meskipun para pengjukrasa sambil membawa poster, namun tetap santun dan damai. Unjukrasa kali ini merupakan yang kedua menolak pemilihan ulang rektor ISI periode empat tahun ke depan. Unjukrasa sebelumnya dilakukan di gedung DPRD Bali 15 Agustus lalu, juga dengan cara santun dan damai dengan menampilkan pragmentari topeng bondres. Kisruh pemilihan rektor ISI Denpasar dipicu surat keputusan Mendiknas tentang pemilihan ulang rektor ISI Denpasar. Kepmendiknas nomor 308/RHS/NPN/2008 tersebut dijadikan dasar untuk mengadakan pemilihan ulang rektor ISI periode 2008-2012. Padahal pemilihan rektor ISI telah dilaksanakan 5 Maret lalu, berhasil mengantarkan Dr I Nyoman Catra, S.ST, MA meraih 15 suara dari 23 anggota senat ISI, mengalahkan "incumbent" Prof Dr I Wayan Rai S. yang hanya mengumpulkan delapan suara dan kandidat lainnya Dr Nyoman Artayasa tidak memperoleh suara. Namun demikian hingga kini Nyoman Catra belum menerima surat penetapan sebagai rektor ISI periode lima tahun ke depan. Sebaliknya justru Kepmendiknas menilai proses pemilihan rektor ISI tersebut cacat hukum.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008