Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat pagi, menguat menembus angka Rp9.150 per dolar AS, karena minat beli rupiah oleh pelaku pasar masih berlanjut. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik menjadi Rp9.145/9.147 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.150/9.155 atau menguat lima poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan kondisi dalam negeri yang stabil merupakan faktor utama yang mendorong pelaku pasar terus membeli rupiah. Selain itu didukung oleh melemahnya dolar AS akibat kekhawatiran atas melemahnya indikator-indikator ekonomi AS yang mengakibatkan prospek pertumbuhan ekonomi AS menjadi lebih negatif, katanya. Euro diperdagangkan pada 1,4898 dolar AS pada 2100 GMT, naik tajam dari 1,4745 dolar, terhadap mata uang Jepang, greenback menyusut menjadi 108,46 yen dari 109,88 yen. "Dolar telah dirusak oleh kekhawatiran baru tentang kesehatan sistem keuangan AS," ujarnya. Menurut dia, apabila kondisi Amerika Serikat masih berlanjut seperti ini, maka peluang rupiah untuk terus menguat hingga mendekati angka Rp9.000 per dolar AS akan bisa terjadi. Karena kenaikan rupiah sebelumnya, akibat aksi konsolidasi para pelaku pasar dan tidak ada faktor lainnya yang mendukung," katanya. Rupiah yang terus menguat hingga di bawah angka Rp9.150 per dolar AS menunjukkan investor asing percaya bahwa pertumbuhan ekonomi di dalam negeri tetap tumbuh, meski ada gejolak ekonomi global yang sedikit banyak mempengaruhinya. Karena itu, pemerintah diperkirakan akan meningkatkan produksi komoditas yang sangat memberikan keuntungan lebih besar, katanya. Selain itu, lanjut dia, pelaku asing juga masih aktif menempatkan dananya di pasar domestik, karena masih memberikan gain yang cukup besar akibat selisih bunga rupiah terhadap dolar AS masih tetap tinggi yang mencapai 7 persen (9 persen-2 persen). "Kami optimis rupiah pada sore nanti diperkirakan masih akan menguat, karena minat beli pelaku pasar masih tetap tinggi," ucapnya. (*)

Copyright © ANTARA 2008