Mogadishu (ANTARA News) - Gerilyawan Islam Somalia menyerang tempat kediaman presiden di Mogadishu Kamis, memicu tembak-menembak sengit dengan pasukan Ethiopia dan pemerintah yang menewaskan enam warga sipil, kata beberapa saksi.
Dua bom mortir mendarat di kompleks kediaman Presiden Abdullahi Yusuf, yang sekarang sedang di Ethiopia.
Mortir juga menghantam rumah di distrik Bakara yang berpenduduk padat di ibukota, melukai 12 warga sipil.
"Empat warga sipil tewas ketika sebuah bom artileri mendarat di depan sebuah masjid besar di pasar Bakara. Tujuh orang yang lain, juga terluka," kata saksi Hassan Adan Yarisow.
Saksi lainnya, Feisal Ibarahim, mengatakan tiga bom menghantam sejumlah rumah di distrik Bakara, melukai lima warga sipil "beberapa menit setelah gerilyawan menyerang istana presiden".
"Saya melihat dua warga sipil tewas, satu dari mereka seorang pasien sakit jiwa," ia menambahkan.
Warga sipil telah menanggung beban paling berat dari pertempuran antara pejuang Islam dan pasukan Ethiopia yang menyerang negara Tanduk Afrika itu akhir 2006, untuk membantu pemerintah mengusir gerakan Islam yang mengusasi banyak bagian dari Somalia selatan.
Sedikitnya 6.000 orang tewas dalam setahun terakhir saja.
Gerilyawan telah menggunakan taktik gerilya melawan pasukan Ethiopia dan pemerintah dan juga menghadapi penjaga perdamaian Uni Afrika di ibukota yang dirusak-perang itu sejak gerakan mereka diusir awal tahun lalu.
Bentrokan terpisah antara pejuang Islam dan milisi marga setempat telah menewaskan 10 orang dan melukai 20 orang di kota pelabuhan Kismayo di Somalia selatan.
Somalia tidak memiliki pemerintah yang efektif sejak jatuhnya diktator Mohamed Siad Barre 1991, yang memicu perjuangan kekuasaan mematikan yang menentang sejumlah upaya untuk memulihkan stabilitas di negara Tanduk Afrika itu, demikian AFP.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008