Agenda tahunan KEMASS akan dijadikan momentum untuk memperkenalkan budaya Sumsel di Mesir
Palembang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru akan memperkenalkan budaya dari provinsi itu ke Mesir melalui pertemuan yang dilakukan dengan Keluarga Masyarakat Sumsel (KEMASS) di negera berjuluk "Negeri Piramida" itu.
"Saya diundang Keluarga Masyarakat Sumsel di Mesir sehingga melalui pertemuan itu akan kita perkenalkan budaya daerah," katanya usai pertemuan dengan Wakil Ketua Keluarga Masyarakat Sumatera Selatan (KEMASS) di Kairo, Mesir, Uchu Aulia Salim di Palembang, Selasa.
Dalam pertemuan itu hadir Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, H.Akhmad Najib, Plt Kasat Pol PP Aris Saputra, Kepala Dinas Kominfo Sumsel Ahmad Rizwan, Kepala Dinas Sosial Sumsel Rosyidin Hasan, Plt Karo Kesra Pemprov Sumsel M.Iqbal Alisyahbana.
Jika tidak ada aral melintang, Gubernur Sumsel akan menghadiri undangan silaturahim dari KEMSS Mesir pada bulan April 2020. Selain mengecek aset Pemerintah Provinsi Sumsel di sana, kunjungan ke Mesir itu juga akan dimanfaatkannya untuk memperkenalkan budaya daerah.
"Saya ini bukan orang pesantren, bukan pula santri. Tapi memang suka sekali dengan kegiatan-kegiatan berbau keagamaan. Makanya waktu pertama kali surat undangan ini datang saya langsung katakan pada protokol kalau saya sangat berminat datang," katanya.
Menurut dia, beberapa program yang berkaitan erat dengan keagamaan juga termasuk dalam prioritas kepemimpinannya.
Ia menyebut seperti "Safari Jumat" dan pendirian "Rumah Tahfidz" hingga pengaktifan kembali Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N) atau Penghubung Urusan Keagamaan Desa (P2UKD) dan Petugas Penghubung Urusan Keagamaan Kelurahan (P2UKK).
Dirinya memang sangat menantikan undangan dari organisasi masyarakat Sumsel di mana pun berada agar dapat dirajut menjadi kekuatan dan kekompakan membangun Sumsel di masa mendatang.
"Bukan hanya karena mau ke Mesir melihat piramida saja, tapi saya ingin merajut silaturahim dengan orang Sumsel di perantauan. Sebelumnya sudah juga di Lampung, Surabaya bahkan Medan. Tapi ada baiknya sebelum berangkat ada diskusi dulu biar kunjungan yang dilakukan benar-benar bermanfaat," katanya.
Baca juga: Balai arkeologi Sumsel tinjau lokasi penemuan harta karun Sriwijaya
Baca juga: Pemangku adat Musi Banyuasin diminta lestarikan budaya
Sementara itu, terkait aset Pemprov di Kairo, gubenur mengatakan, sebenarnya ia ingin aset serupa juga dibangun di Jeddah, Arab Saudi.
Ia beralasan rumah singgah di Jeddah sangat dibutuhkan karena banyak sekali masyarakat Sumsel yang sudah berdomisili dan bekerja menjadi TKI, melaksanakan ibadah umroh haji sehingga perlu dimonitor.
"Di Sumsel ini setahun bisa 28.000 warga Sumsel yang umroh, belum yang jadi TKI atau yang berdomisili. Ini bisa kita jadikan pusat monitoring." katanya.
Wakil Ketua Keluarga Masyarakat Sumatera Selatan (KEMASS) Mesir, Uchu Aulia Salim mengatakan, pertemuan itu merupakan agenda tahunan KEMASS. Ajang itu menurutnya akan dijadikan momentum untuk memperkenalkan budaya Sumsel di Mesir.
"Kegiatannya akan digelar di Rumah Limas di Mesir. Selain itu, kami juga ingin mempertemukan gubernur dengan importir kopi dari Mesir untuk melanjutkan kerja sama. Sekaligus juga studi banding ke Luxor untuk melihat wisata Sungai Nil" katanya.
Baca juga: Budaya Tradisional Sumsel Terancam Punah
Baca juga: Pelajar Sumsel di Mesir Tiba di Palembang
Baca juga: Pertunjukan budaya meriahkan pembukaan Festival Sriwijaya
Baca juga: TKI Sumsel di Mesir Dipulangkan Bertahap
Pewarta: Ujang Idrus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019