Surabaya (ANTARA News) - Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya Lindayani meneliti akulturasi kebudayaan Islam Tionghoa di Surabaya yang akhirnya menjadi karya tugas akhir (TA) dan lulus dengan predikat cumlaude.."Keberadaan etnis Tionghoa sebagai etnis minoritas dipandang secara eksklusif dengan stereotip-stereotip tertentu," kata mahasiswi dengan segudang prestasi itu di kampus setempat, Kamis.Menjelang wisuda bersama 1.018 wisudawan di kampus setempat (22-23/8), peraih IPK 3,74 itu mengatakan hubungan baik antara etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi yang mayoritas beragama Islam sudah lama terjalin."Realitas itu bisa dilihat dari berbagai kebudayaan hasil akulturasi, baik berupa arsitektur, bahasa, masakan, kesenian dan lainnya," kata peraih rekor MURI dalam `Cover Concept 1001` itu. Melalui karya itu, katanya, dirinya berharap orang akan memiliki pemahaman dan selanjutnya memiliki persepsi yang positif antara masyarakat pribumi dan Tionghoa, sehingga mempercepat bangsa Indonesia mencapai semangat multikulturalisme. "Karya itu saya rancang menjadi buku yang mengisahkan akulturasi kebudayaan Islam Tionghoa di Surabaya, sehingga semangat multikulturalisme akan terbangun terus-menerus," katanya. Dalam wisuda ke-54 itu, peraih cumlaude lainnya adalah Luciana Devi Soebjanto. Gadis kelahiran Surabaya pada 12 Desember 1985 itu meraih IPK 3,63 dan merupakan mahasiswa DKV angkatan 2004. "Saya mengangkat tema Perancangan Buku Mengungkap Realitas Perjalanan Hidup Penderita HIV/AIDS (ODHA) di Surabaya, karena masih banyak masyarakat yang terjebak dengan informasi yang salah tentang HIV/AIDS sehingga penderita mengalami diskriminasi dan stigma negatif," kata pemilik hobby travelling, berenang, dan menggambar itu.Sementara itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menanamkan jiwa kewirausahaan (technopreneur) sejak dini kepada mahasiswa baru melalui pengukuhan 5.060 mahasiswa baru (maba) tahun 2008/2009 dengan menghadirkan motivator ulung dari Jakarta, Reza M Syarief. Dalam acara yang dibuka rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD itu, Reza yang dinobatkan sebagai pemegang rekor pelatihan motivasi terlama di dunia oleh MURI itu berkali-kali mengajak para maba menggali pemikirannya agar berhasil di masa depan. Untuk meraih kesuksesan, ia pun menawarkan dua lembar uang pecahan Rp10 ribu, sehingga mahasiswa pun ramai mengacungkan jarinya dan hanya beberapa mahasiswa yang akhirnya tergerak untuk maju mengambilnya. "Nah itulah yang saya maksud, butuh action untuk sukses. Jadi, tak hanya kemauan saja," katanya. Selain itu, ia menegaskan bila untuk sukses mahasiswa perlu merasakan pengalaman gagal. Ia menjelaskan tentang Micheal Jordan, peraih tiga kali penghargaan Most Valuable Player (MVP) yang mampu sukses setelah mengalami 300 kali kekalahan sepanjang karirnya di ajang kompetisi bola basket. "Biasanya orang yang sukses besar adalah orang yang sering gagal dan tidak takut mengambil keputusan," katanya, memotivasi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008