Kami berkeinginan untuk membangun hanggar baru yang dapat menampung lima pesawat

Tangerang (ANTARA) - Perusahaan perawatan dan perbaikan pesawat asal Lithuania FL Technics yang mendirikan perusahaan di Indonesia dengan nama FL Technics Indonesia (PT Avia Technics Dirgantara) akan membangun hanggar baru yang ditargetkan bisa meraup pendapatan 40 juta dolar AS.

CEO FL Technics Indonesia Martynas Grigalavicius dalam paparannya di Hanggar FL Technics Indonesia, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa, mengatakan nantinya untuk tahap awal hanggar tersebut bisa memuat hingga lima pesawat berbadan sedang (narrow body) tipe Airbus A320 dan Boeing B737.

“Kami berkeinginan untuk membangun hanggar baru yang dapat menampung lima pesawat,” katanya.

Namun, dia menuturkan total ekspansi bisnis hanggar tersebut bisa menampung 10 pesawat ke depannya, sehingga bisa mencapai target pendapatan 40 juta dolar AS per tahun.

“Total apabila kita kombinasikan operasi secara penuh, kita bisa bukukan 40 juta dolar AS setahun, yang bisa memuat hingga delapan, sembilan atau 10 tergantung ukuran,” katanya.

Baca juga: FL Technics catatkan pendapatan 11 juta dolar tahun 2019

Kebutuhan investasi untuk membangun hanggar tersebut, yaitu 20 juta dolar yang akan dimulai pada April 2020.

“Jika semua evaluasi kontrak dan izin berjalan secara lancar, maka kita bisa mulai di April 2020,” katanya.

Dengan adanya hanggar baru tersebut, Martynas menyebutkan pihaknya akan menyerap 200 tenaga kerja tambahan lagi di mana saat ini sudah ada 260 karyawan yang sebagian besar merupakan pekerja lokal dan 10 asing.

FL Technics Indonesia juga berencana untuk mengembangkan pelatihan untuk peningkatan kemampuan para teknisi yang sebagian besar merupakan karyawan Indonesia.

“Sejak awal kami telah menerima SDM Indonesia untuk kami latih lebih lanjut dengan mengikutsertakan mereka dalam sejumlah kursus baik di dalam maupun luar negeri. Dengan itu, kami berharap agar dapat terjadi ‘transfer of knowledge’ yang bisa meningkatkan kemampuan mereka di tingkat internasional,” katanya.

Baca juga: Menristekdikti resmikan hanggar perawatan pesawat Politeknik Batam

Martynas mengungkapkan pihaknya memilih Indonesia untuk berinvestasi karena potensinya sangat besar, terutama di bidang MRO pesawat.

“Bukan hanya sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara, tetapi juga populasi terbesar dan bahasanya cenderung mudah untuk dipelajari. Pasar MRO ini benar-benar baru mulai bertumbuh,” katanya.

Dia menambahkan dari segi kapasitas dan kapabilitas masih akan terus bertumbuh yang menjadikan peluang bagi FL Technichs untuk bersaing secara kompetitif.

FL Technics mulai beroperasi pada 2015 dengan membangun hanggar bekas Batavia Air yang memakan dana sebesar 10 juta dolar AS dan saat ini hanggar tersebut bisa menampung sebanyak tiga pesawat berbadan sedang Airbus 320 dan Boeing 737 untuk perawatan dan perbaikan.

Dalam kesempatan sama, I Ketut Fery Utameyasa selaku Senior Manager of Aeronautical Business PT Angkasa Pura II menuturkan FL Technics memenangkan dua kali tender saat lahan hanggar Batavia Air itu ditawarkan untuk dibangun.

“Karena tidak boleh penunjukan, maka kami lakukan tender, pertama hanya FL yang lolos yang lain mengundurkan diri, begitu pun yang kedua kali. Hingga pada tahun 2015 kami sudah bekerja sama dengan FL Technic karena memiliki sejarah dengan reputasi sangat baik di dunia MRO,” katanya.

Terkait rencana pembangunan hanggar baru, Ferry mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi kontrak terlebih dahulu untuk kelanjutannya.

“Kita harus evaluasi dulu, kontrak mereka akan berakhir di 2020, jadi dalam masa evaluasi apakah ini akan tetap, kita juga harus membuka diri. Saya rasa mereka akan lanjut, kecil kemungkinan akan hengkang,” katanya.

Baca juga: GMF tawarkan perawatan pesawat lebih murah dibandingkan MRO asing

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019