Jalur penyandang disabilitas juga ikut terhalang drum

Jakarta (ANTARA) - Revitalisasi trotoar di Jalan Raya Otista, Jakarta Timur, sebagian telah rampung dikerjakan oleh otoritas terkait, namun sejumlah oknum mengalihfungsikannya menjadi beragam kepentingan.

Pantauan di lokasi, Selasa siang, sejumlah pengusaha pertokoan tampak memanfaatkan trotoar sebagai area parkir bagi kendaraan konsumen.

Belum genap dua pekan selesai, sejumlah mobil maupun motor diparkir di atas trotoar pertokoan hingga menghalangi akses bagi pejalan kaki.
Oknum pengusaha sablon memanfaatkan trotoar di Jalan Otista, Jakarta Timur, sebagai etalase toko, Selasa (29/10/2019). (ANTARA/Andi Firdaus)

Tempat parkir ilegal itu mayoritas terjadi di sejumlah restoran, warung, bengkel aksesoris maupun tambal ban, hingga sekolahan.

Meski fisik trotoar selebar 3,5 meter dengan ketebalan coran berkisar 60 centimeter, namun pengendara mobil maupun motor dengan leluasa bisa memarkirkan kendaraannya.

Sebab pengusaha memasang ganjalan besi maupun kayu di antara badan jalan dan trotoar untuk memudahkan roda ban kendaraan bermotor melintas.

"Lagian saya tidak punya tempat parkir, toko segini-gini aja gak punya lahan lagi," kata Dabri (47) pegawai Cahaya Warna Sablon.

Proyek garapan Dinas Bina Marga DKI Jakarta senilai Rp23 miliar ini juga tampak dipalang menggunakan batang kayu sepanjang 3 meter oleh oknum pedagang warung dekat gang Perumahan Taman Indah.

"Kita tutup dari seminggu kemarin. Soalnya motor suka pada lewat seenaknya. Banyak anak-anak juga yang takut ketabrak," kata Pendi (29) pedagang warung kopi.

Berjarak sekitar 100 meter dari warung Pendi, pejalan kaki dihadang oleh delapan drum tiner di atas trotoar yang beralih fungsi sebagai display toko cat.

"Sebelum trotoar ini ada, drum saya sudah lebih dulu ada di sini," kata pedagang toko yang akrab disapa Enci.
Oknum pengusaha memasang plat besi sebagai pijakan bagi kendaraan yang akan parkir di depan toko Jalan Raya Otista, Jakarta Timur. (ANTARA/Andi Firdaus)

Sejumlah papan reklame usaha juga terpasang di tengah trotoar, bahkan berdiri di lintasan khusus pejalan kaki tuna netra yang bercorak kuning.

Baca juga: Pelebaran trotoar dinilai sebagai solusi atasi kemacetan di DKI

Baca juga: Bina Marga DKI tunjuk Jakpro bangun utilitas bawah tanah

Baca juga: Pemprov DKI siapkan aturan parkir di kawasan Cikini

Pelanggaran terhadap hak pejalan kaki di kawasan tersebut tampak luput dari perhatian petugas terkait. Hingga Selasa sore tidak gamlak ada petugas Satpol PP yang bersiaga.

Dari total panjang lintasan trotoar sekitar 3,6 kilometer di Otista, hampir separuhnya telah rampung dikerjakan dengan target penyelesaian keseluruhan di akhir tahun.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019