Banda Aceh (ANTARA News) - Kaum perempuan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dinilai kurang tertarik terjun ke dunia politik, sehingga sejumlah partai nasional dan lokal sulit mencari kader untuk dijadikan calon anggota legislatif.
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi NAD Karimun Usman di Banda Aceh, Kamis, menyatakan, partai politik membuka peluang seluas-luasnya untuk menjadi caleg, namun perempuan Aceh kurang berminat sehingga banyak partai yang tidak memenuhi kuota 30 persen.
Selama ini aktivis selalu menyuarakan agar partai politik memberi kesempatan bagi perempuan untuk menjadi caleg minimal 30 persen sesuai amanat undang-undang, tapi setelah peluang itu dibuka, ternyata hanya sedikit yang tertarik terjun ke politik.
PDI-P jauh-jauh hari membuka kesempatan bagi perempuan sebagai bakal caleg, tapi hingga batas terakhir penyerahan berkas, partai ini hanya mampu memenuhi 25 persen kuota perempuan pada calon legislatif untuk tingkat provinsi.
"Saya yakin, partai politik lainnya, apalagi yang baru, sepertinya kesulitan mencari kader perempuan untuk menjadi calon legislator. Cari laki-laki saja susah, apalagi perempuan," ujarnya.
PDI-P telah menyerahkan daftar bakal caleg DPR Aceh sebanyak 40 orang, 20 di antaranya adalah perempuan untuk delapan daerah pemilihan (DP).
Berbeda dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mampu memenuhi kuota 30 persen perempuan pada bakal caleg DPR A.
Ketua DPW PKS Aceh Tgk H Ghufran ZA mengatakan, PKS telah menyerahkan berkas 83 orang bakal caleg ke Komisi Independen Pemilihan (KIP) NAD untuk delapan DP.
Komposisi bakal caleg terdiri atas 51 orang laki-laki atau 61,45 persen dan 32 perempuan atau 38,55 persen. Mayoritas calon legislator itu berusia muda di bawah 35 tahun.
PKS Aceh juga menempatkan kaum perempuan pada urutan tiga besar. Ini menunjukkan keseriusan PKS dalam memenuhi aspirasi politik perempuan. Para bakal caleg tersebut ditetapkan setelah menjalani seleksi dan uji kompetisi.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008