Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah semakin menggiatkan penggunaan bahan bakar nabati (BBN) guna menjaga stabilitas pasar komoditas minyak sawit mentah (CPO) menyusul harga dunia yang terus menurun hingga menembus 850 dolar AS per ton. Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Kamis, menjelaskan dengan turunya harga CPO dari 1200 dolar AS per ton menjadi 850 dolar AS per ton, pemerintah tengah menggalakkan penggunaan BBN untuk meningkatkan permintaan CPO. ``Jadi kita bisa punya permintaan baru dari biofuel untuk CPO. Minimum akan ada pasar baru sekitar 1 juta ton," katanya. Menurut Bayu, penurunan harga CPO akhir-akhir ini lebih disebabkan karena menurunnya permintaan. Untuk menggalakkan penggunaan BBN, kata Bayu, pemerintah tengah menyiapkan bentuk aturan yang mewajibkan penggunaan BBN untuk menjaga pasar CPO dalam negeri. ``Bentuknya sesuai dengan amanat Inpres 5/2008 mandatori BBN di dalam negeri dan kita tahu bahan baku yang paling siap dari BBN adalah CPO," katanya. Pemerintah akan mewajibkan penggunaan BBN sebagai campuran di dalam penggunaan bahan bakar cair. Kebijakan tersebut akan berlaku pada konsumen dan pemasar. Rencananya, kebijakan ini akan mulai diberlakukan mulai tahun ini untuk bisa mendongkrakpermintaan CPO dalam negeri. ``Jadi nanti ada persentase tertentu mungkin belum terlalu besar mungkin sekitar 1,3 juta ton, 1 juta ton CPO, 300 ribu dari bahan baku lain,`` katanya. Sementara itu Mendag Mari Elka Pangestu mengatakan pemerintah akan menambah volume ekspor CPO untuk menjaga nilai ekspor dari CPO tetap tinggi. Menurut dia, kalau permintaan dari pasar masih cukup kuat, biasanya akan terimbangi dengan peningkatan volume ekspor.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008