Manado (ANTARA) - Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Edward H Mengko mengatakan gempa bermagnitudo 6,6 (hasil update) yang mengguncang daratan Mindanao, Filipina, pukul 08.04.45 WIB dipicu sesar lokal.
"Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya jenis gempa bumi dangkal akibat adanya sesar lokal," ujar Edward mengutip Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam rilis yang dibagikan BMKG Sulut, Selasa.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan geser (Strike-Slip) dan dampaknya dirasakan di Tahuna (Kabupaten Kepulauan Sangihe) dan Melonguane (Kabupaten Kepulauanb Talaud) II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, getaran seakan-akan truk berlalu).
Baca juga: Guncangan gempa di Mindanao Filipina dirasakan hingga Indonesia
Baca juga: BPBD Sangihe: Gempa Mindanao terasa 3-4 detik
Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat lindu tersebut.
"Dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya.
Setelah gempa utama, hingga pukul 09.40 WIB menunjukkan adanya lima aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 5,4.
Edward mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Masyarakat diharapkan menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksalah dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," ajaknya.
Dia berharap masyarakat juga memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Gempa pada kedalaman 15 kilometer di Mindanao-Filipina kira-kira berjarak 388 kilometer arah Barat Laut Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.*
Baca juga: Korban tewas akibat gempa Filipina bertambah
Baca juga: Gempa 6,0 SR guncang Mindanao, Filipina
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019