Tokyo (ANTARA News) - Saham-saham Jepang tercatat "mixed" pada awal perdagangan Kamis, karena "rebound" di bursa Wall Street, Amerika Serikat (AS), sehingga membantu memperbaiki sentimen terhadap sektor perbankan, namun gagal memicu aksi beli akibat ketidakpastian tentang sikap para investor asing. Pasar saham langsung menguat pada pembukaan perdagangan mengikuti rebound Wall Streer, namun acuan indeks Nikkei 225 cepat jatuh ke wilayah negatif, demikian laporan yang dikutip Thomson Reuters dan AFP. Pada 0108 GMT, indeks Nikkei 225 turun 4,29 poin atau 0,03 persen pada 12.847,40, mundur dari posisi tertinggi 12.885,34, sementara indeks TOPIX naik tipis 0,63 poin atau 0,05 persen pada 1.234,00. Saham-saham di Wall Street meningkat moderat pada Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), di tengah kenaikan laba dari raksasa teknologi Hewlett-Packard yang mengurangi kekhawatiran para investor sekalipun saham raksasa pembiayaan perumahan Fannie Mae dan Freddie Mac terjun bebas. Dalam perdagangan yang tidak bergairah, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 68,88 poin atau 0,61 persen menjadi 11.417,43. Indeks komposit Nasdaq meningkat 4,72 poin atau 0,20 persen menjadi 2.389,08 dan indeks Standard & Poor`s 500 bertambah 7,85 poin atau 0,62 persen menjadi 1.274,54. Indeks berganti-ganti antara naik dan turun karena para pedagang mengikuti kenaikan dan penurunan di pasar minyak. Kontrak berjangka minyak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman September ditutup naik 1,11 dolar AS pada 114,98 dolar AS per barrel. Sentimen terbantu oleh laporan HP pada Selasa, dimana laba bersihya untuk kuartal yang baru berakhir naik 14 persen menjadi dua miliar dolar AS. Perusahaan ini juga menawarkan prospek yang lebih baik dari perkiraan. Hal ini mengurangi tekanan jual di Wall Street dalam dua sesi terakhir yang dipicu kekhawatiran tentang masalah di sektor real estat yang kemungkinan kerugiannya meluas ke sektor perbankan. "Panduan penguatan laba dari Hewlett-Packard setelah penutupan malam lalu, tampak mendorong pasar bullish, meskilaporan kuaraltalan lainnya di Wall Street relatif tak begitu bersemangat," kata Andrea Kramer dari Schaeffer`s Investment Research. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008