New York, (ANTARA News) - Dolar AS menguat pada Rabu waktu setempat, atau Kamis pagi WIB, di tengah absennya data ekonomi utama karena euro tertekan oleh berlanjutnya kekhawatiran penurunan ekonomi di wilayah Eropa. AFP melaporkan, pada 2100 GMT euro dikutip pada 1,4745 dolar dibandingkan dengan 1,4783 dolar pada akhir perdagangan Selasa di New York. Terhadap mata uang Jepang, dolar naik menjadi 109,88 yen dari 109,67 yen. "Dolar mengkonsolidasikan kenaikannya (euro, sterling dan franc Swiss)," kata Antonio Febres dari PNC Bank. "Ini dolar sedang bullish dan membuka pintu untuk kenaikan lebih lanjut." Dengan tidak adanya berita ekonomi, pasar foku terhadap prospek ekonomi di zona euro, yang hingga baru-baru ini tampak lebih lemah dari perkiraan. Hal ini dapat mendorong Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunganya. Penurunan suku bunga akan membuat investasi dalam euro kurang menarik. Euro mencapai rekor tertinggi 1,60 dolar pada pertengah Juli, namun pada Selasa mata uang tunggal Eropa itu menyusut ke posisi terendah enam bulan 1,4631 dolar AS. Pekan lalu, dolar juga mencapai level tertinggi sejak Januari terhadap yen. "Keuletan ekonomi zona euro yang melambat dan cenderung turun menekan kekuatan euro, pelambatan ekonomi global dan kondisi kredit ketat," kata Antonio Sousa, kepala analis Forex Capital Markets. "Melihat ke depan, Saya perkirakan euro turun lebih lanjut dan mencoba 1,40 dolar." Sterling melemah setelah risalah dari pertemuan suku bunga Bank Sentral Inggris (BoE) pada 7 Agustus memberikan suara 7-2 untukk kali kedua bulan untuk mempertahankan suku bunga pada 5,0 persen. Pound berada pada 1,8613 dolar dibandingkan dengan 1,8676 dolar pada Selasa di New York, sementara dolar berada pada 1,0990 franc Swiss turun dari 1,0914 franc.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008