Yogyakarta (ANTARA News) - Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika BMG Yogyakarta Tiar Prasetya mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk mewaspadai gempa yang makin sering melanda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)termasuk gempa Rabu malam.
"Gempa malam ini adalah gempa ketiga dalam dua bulan terakhir. Ini menunjukkan bahwa ada aktivitas yang cukup signifikan di lokasi yang sama," katanya beberapa saat setelah gempa berkekuatan 5,2 skala Richter (SR) menggetarkan Yogyakarta.
Pada Rabu malam sekitar pukul 23.19 WIB gempa berkekuatan 5,2 SR menggetarkan Kota Yogyakarta dan sekitarnya.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mencatat posisi gempa berada pada 8.72 Lintang Selatan (LS) dan 110.81 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman 10 km di laut. Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Pusat gempa berada pada 87 km tenggara Wonosari, Kabupaten Gunungkidul atau sekitar 113 km tenggara dari Kota Yogyakarta.
Di wilayah selatan Kota Yogyakarta gempa tersebut cukup terasa dan berlangsung beberapa detik.
Menurut Tiar, tiga kali gempa berturut-turut dalam dua bulan terakhir termasuk gempa malam ini berlokasi hampir sama, masih di sekitar lokasi itu juga.
"Kalau gempa malam ini jaraknya sekitar 87 km tenggara Wonosari, dua gempa sebelumnya di atas 100 km," katanya.
Gempa ini terjadi akibat pergeseran lempeng Indo-Australia yang berada di Samudera Hindia. Ini menandakan bahwa di lempeng tersebut ada aktivitas yang terus menerus terjadi.
"Memang tidak bisa dikatakan ada peningkatan aktivitas, tetapi lempeng tersebut dalam dua bulan terakhir menunjukkan aktivitas yang cukup signifikan," katanya.
Ini perlu diwaspadai karena lempeng Indo-Australia merupakan lempeng yang aktivitasnya tergolong tidak berhenti, apalagi kedalamannya hanya 10 km.
"Gempa malam ini tidak berpotensi terjadi tsunami," kata Tiar.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008