Tidak ada istilah menggenjot kredit

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Central Asia Tbk mengantongi laba bersih Rp20,9 triliun hingga akhir kuartal III 2019 atau tumbuh 13 persen (year on year/yoy) dibandingkan periode sama 2018 , yang disokong pendapatan bunga bersih serta operasional, yang naik masing-masing 12,2 persen (yoy) dan 19,3 persen (yoy).

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Senin, mengatakan penyaluran kredit di berbagai sektor meningkat meskipun sepanjang tahun, kondisi ekonomi domestik sangat dipengaruhi dinamika politik dari rangkaian Pemiliu 2019 dan penentuan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.

Kredit BCA tersalurkan Rp585,4 triliun atau tumbuh 10,9 persen (yoy). Intermediasi itu didukung aliran Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 10,4 persen (yoy) menjadi Rp683 triliun dengan mayoritas andil dari dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang memberi sumbangan 75,2 persen.

Baca juga: BCA rombak susunan kepengurusan, Suwignyo Budiman jadi Wadirut

Namun Jahja mengaku tidak berekspetasi akan terjadi kenaikan signifikan untuk pertumbuhan kredit BCA di sisa tahun. Pasalnya, pertumbuhan kredit baru sulit naik signifikan mengingat 2019 tinggal menyisakan dua bulan. Jahja juga mengaku tidak ingin terlalu ambisius menggenjot kredit, dengan memperhatikan risiko dan perbaikan kualitas kredit.

"Tidak ada istilah menggenjot kredit. Kami berikan kredit jika layak dan nasabah mampu. Kami melihat di sisa tahun belum berani melihat ekspetasi kenaiknnya, karena tinggal dua bulan," ujar dia.

Meskipun pertumbuhan kredit BCA di atas rata-rata industri, perseroan memiliki pekerjaan rumah untuk memperbaiki kualitas kredit. Pasalnya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) BCA naik 0,2 persen menjadi 1,6 persen pada September 2019 dibanding September 2018.

"Ini karena debitur industri baja, dan debitur yang kesulitan setelah bencana gempa di Palu, Sulawesi Tengah," ujar Jahja.

Dari portofolio kredit BCA, kredit korporasi meningkat 16,5 persen (yoy) menjadi Rp232,0 triliun dan kredit komersial & UKM tumbuh 10,5 persen (yoy) menjadi Rp192,2 triliun. Sementara itu, kredit konsumer meningkat 4,1 persen (yoy) menjadi Rp156,3 triliun.

Di sektor pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BCA yang sebesar 10,4 persen menjadi Rp683,1 triliun didukung pertumbuhan dana murah yang sebesar 7,6 persen (yoy) enjadi Rp513,9 triliun. Sementara itu, deposito berjangka meningkat 19,7 persen (yoy) menjadi Rp169,2 triliun.

Adpaun rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR)) BCA dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio/LDR) tercatat 23,8 persen dan 80,6 persen. Sedangkan, rasio pengembalian terhadap aset (ROA) tercatat sebesar 4,0 persen

Baca juga: BCA : Bunga KPR dan kendaraan akan turun
Baca juga: Dipungut premi tambahan PRP, Bank Mandiri dan BCA tak keberatan

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019