Jakarta (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Nasional Partai Karya Perjuangan (DPN Pakar Pangan) menargetkan masuk urutan tujuh besar partai politik (parpol) yang paling dikenal masyarakat, dan kini terus melakukan pendekatan di kalangan pemilih pemula, pelajar dan golput (kalangan yang tidak mau menggunakan hak pilih)."Kami optimis akan lebih populer di kalangan masyarakat, khususnya di lapisan pemilih pemula dan kalangan yang golput pada Pemilu 2004 lalu," kata Ketua Umum DPN Pakar Pangan Jackson Kumaat di Jakarta, Rabu.Pakar Pangan, pada Selasa (19/8), telah menyerahkan berkas pendaftaran calon anggota legislatif (caleg) di Kantor KPU.Sebelumnya, sebuah survei menyebutkan Pakar Pangan masuk ke urutan ke-4 parpol baru terpopuler atau urutan ke-11 parpol terpopuler secara nasional. Jackson mengatakan, parpol yang kini dikenal sebagai "Beringin Merah" itu juga sedang menjalin komunikasi intensif dengan siswa-siswi di Sekolah Menengah Umum (SMU) yang sudah berusia 17 tahun. Sedangkan kalangan profesional dan pengusaha muda di kota-kota besar, diakui Jackson, sedang digarap dengan cara komunikasi melalui internet. Pihaknya juga merasa tidak khawatir terhadap beberapa parpol besar yang kini mulai terjun ke daerah-daerah untuk merebut simpati masyarakat, termasuk dengan menggunakan iklan di berbagai media massa. "Biarkan masyarakat menilai, karena yang menentukan adalah saat hari H atau pada saat pemilihan," katanya. Menurut Jackson Kumaat, usai dinyatakan lolos verifikasi dan mendapatkan nomor urut 17, pihaknya sudah mendapatkan dukungan kader dan simpatisan di 33 propinsi. Apalagi saat ini, katanya, Pakar Pangan sudah mendirikan kantor perwakilan daerah di ibukota propinsi, termasuk Banda Aceh dan Jayapura. Pada saat mengajukan pendaftaran caleg, Pakar Pangan menyodorkan 250 nama dari 77 daerah pemilihan di 33 propinsi, termasuk kuota 30 persen caleg perempuan. "Berkas kami sudah dinyatakan lengkap oleh KPU, dan kini tinggal menunggu pengumuman caleg di tingkat DPR RI dan DPRD," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008