Yerusalem, (ANTARA News) - Roket ditembakkan dari Jalur Gaza jatuh di Israel selatan pada Selasa, membuat negara itu memerintahkan penyeberangan perbatasan dengan daerah kantong dikuasai Hamas ditutup sementara, kata Radio Israel. Jurubicara tentara Israel menyatakan roket itu mendarat di daerah terbuka di dekat tapal batas dengan Jalur Gaza tanpa mengakibatkan korban atau kerusakan, demikian diwartakan Reuters. Radio Israel menyatakan Menteri Pertahanan Ehud Barak memerintahkan penyeberangan perbatasan dengan Jalur Gaza ditutup sampai sedikit-dikitnya Kamis sebagai jawaban atas serangan roket terahir itu. Tentara dan Kementerian Pertahanan itu belum memberi tanggapan. Penembakan roket menjadi jarang sejak gencatana senjata dipialangi Mesir antara Hamas dengan Israel berlaku pada Juni. Pejuang Palestina menembakkan sebuah roket rakitan dari Jalur Gaza ke Israel pada Minggu, dalam pelanggaran gencatan senjata, yang telah berlangsung hampir dua bulan, namun tidak ada korban dalam serangan itu, kata polisi Israel. Sedikit-dikitnya, 43 roket dan mortir ditembakkan dari Gaza sejak gencatan senjata ditengahi Mesir antara Israel dan sejumlah kelompok pejuang Palestina berlaku pada 19 Juni, kata tentara Israel. Meski demikian, tingkat kekerasan secara keseluruhan di sekitar jalur pesisir miskin itu menurun tajam dan kelompok pejuang garis keras Hamas, yang menguasai Gaza sejak Juni 2007, menyatakan bahwa mereka melakukan segala sesuatu untuk menghentikan penembakan roket ke Israel. Kedua pihak menuduh masing-masing melakukan pelanggaran atas gencatan senjata tersebut. Hamas menuntut Israel mencabut pembatasannya atas Gaza, sementara Israel menuduh Hamas menggunakan masa tenang untuk mempersenjatai diri lagi dengan senjata, yang diselundupkan melalui terowongan di bawah perbatasan Mesir-Gaza. Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun lalu setelah mengalahkan pasukan Fatah, yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas, dalam pertempuran maut beberapa hari. Sejak itu, wilayah pesisir miskin tersebut dikucilkan Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah terpisah, yakni Jalur Gaza dikuasai Hamas dan Tepi Barat di bawah pemerintahan Abbas. Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak pada pekan lalu menyatakan gerakan tentara berukuran besar sekalipun di Jalur Gaza takkan menghentikan serangan roket dari wilayah kekuasaan Hamas tersebut. Gencatan senjata menghentikan serangan, kata Barak dalam wawancara dengan stasiun televisi setempat Saluran 10, dengan berharap gencatan senjata itu berlangsung setahun. Jika pasukan Israel melancarkan gerakan tentara di daerah kantung Palestina tersebut, negara Yahudi itu "harus mencapai gencatan senjata" dan "harus bersepakat dengan pihak sama seperti sebelumnya", kata mantan perdana menteri Israel tersebut, yang berulangkali berbicara mengenai serbuan, yang mungkin dilakukan Israel. "Sekalipun pasukan Israel tetap berada di sana dua tahun dan menghancurkan Hamas hingga kantor terahir dan pegiat terahirnya, sebagai akibatnya, Israel mengendalikan rakyat lain di luar keinginan mereka, dan rakyat Palestina, ketika membandingkan keduanya, akan memilih Hamas, bukan membicarakan perdamaian," katanya. Ia merujuk kepada kubu moderat Fatah. Catatan sejarah memperlihatkan bahwa pasukan Israel mampu menghentikan serangan roket hanya selama mereka berada di Jalur Gaza, kata laporan harian haian tempat "Ha`aretz".(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008