Jakarta (ANTARA News) - Para produsen baja di Indonesia akan meningkatkan porsi ekspor mereka pada September dan Oktober 2008 untuk menjaga pasokan baja di dalam negeri agar tidak menumpuk, di tengah melemahnya permintaan di tanah air pada saat bulan puasa dan Lebaran.
Hal itu dikemukakan Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel (KS) Irvan Kamal Hakim, Direktur PT Essar Indonesia K.B. Trivedi, dan Direktur Grup Gunung Garuda Steel Sudjono, pada pemaparan tren pasar baja, di Jakarta, Rabu.
"Dalam dua bulan ke depan, kami akan memperbesar porsi ekspor," ujar Direktur Pemasaran KS Irvan Kamal Hakim.
Ia mengatakan, ekspor dilakukan untuk menjaga pasokan baja di dalam negeri, karena para produsen akan tetap berproduksi secara normal pada September dan Oktober, yang bertepatan dengan Bulan Puasa (September) dan Lebaran (pada awal Oktober).
Menurut Irvan, biasanya pada bulan puasa dan lebaran, permintaan baja di dalam negeri melemah, karena ada libur panjang. Oleh karena itu, produsen meningkatkan pasar ekspor, agar stok baja di dalam negeri tidak menumpuk.
"KS akan meningkatkan porsi ekspornya dua kali lipat, dari 10 persen kapasitas produksi menjadi 20 persen," ujar Irvan.
KS merupakan produsen baja terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi plat baja hitam (Hot Roll Coil, HRC) mencapai sekitar dua juta ton per tahun, plat baja putih (Cold Roll Coil, CRC) mencapai sekitar 850 ribu ton per tahun, dan batang kawat (wire road) mencapai sekitar 450 ribu ton per tahun.
Hal yang sama juga dilakukan produsen baja besar lainnya yaitu PT Essar Indonesia. Menurut Direkturnya Trivendi, pihaknya akan menggandakan porsi ekspor dari 20 persen menjadi 40 persen. PT Essar Indonesia antara lain memproduksi CRC dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 400 ribu ton per tahun.
Direktur Grup Gunung Garuda Sudjono mengatakan, pihaknya akan meningkatkan porsi ekspor sebesar 10 persen. "Saat ini kami mengekspor sekitar 40 persen (baja), dan akan ditingkat sebanyak 10 persen, sehingga menjadi 50 persen," katanya.
PT Gunung Garuda merupakan produsen baja nasional dengan kapasitas produksi HRC mencapai sekitar 700 ribu ton per tahun. Selain memproduksi baja hulu, PT Gunung Garuda juga memproduksi
long product atau baja panjang, dengan kapasitas sebanyak 500 ribu ton per tahun.
Direktur Pemasaran KS Irvan Kamal Hakim menambahkan ekspor baja tersebut akan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan ekspor. Ia juga menegaskan peningkatan ekspor tersebut tidak akan mengganggu pasokan baja di dalam negeri.
"Permintaan baja khususnya produk plat baja masih tetap tinggi sampai akhir tahun, baik untuk industri galangan kapal, otomotif, tabung gas maupun proyek pipanisasi dan konstruksi di dalam negeri," ujarnya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008