AsiaNet 81311
GUANGZHOU, Tiongkok, 28 Oktober 2019 (Antara/Xinhua-AsiaNet)--
Understanding China Conference keempat dibuka pada hari Sabtu di Guangzhou, dengan membawa diskusi mendalam seputar tema "Globalisasi Baru dan Tahap Baru Reformasi dan Pembukaan Tiongkok."
Sekitar 600 politisi, ahli strategi, cendekiawan, wirausahawan dari 17 negara dan wilayah, serta perwakilan organisasi internasional, berpartisipasi dalam acara dua hari tersebut, demikian panitia penyelenggara.
Para peserta diharapkan akan menghadiri diskusi mendalam, seminar dan forum dengan topik termasuk pengembangan Guangdong-Hong Kong-Macao Greater Bay Area, tata kelola global dan pembangunan ekonomi Tiongkok.
Sistem perdagangan internasional yang memungkinkan perpanjangan dan perluasan peluang globalisasi saat ini "berada di bawah tekanan berat," kata Ernesto Zedillo, mantan presiden Meksiko, pada upacara pembukaan.
Ia menyerukan upaya bersama untuk melindungi multilateralisme global, dengan mengatakan bahwa "kami berharap semua negara dapat mengambil inisiatif untuk melindungi dan memperkuat sistem perdagangan multilateral."
Pandangannya ditegaskan oleh Li Yong, direktur jenderal UN Industrial Development Organization, yang memperingatkan akan sentimen proteksionis, dengan mengatakan bahwa ekonomi yang menutup perbatasan mereka berisiko memotong diri dari peluang kerja dan investasi inovasi.
Para ahli memuji peran Tiongkok dalam globalisasi.
"Globalisasi dan kebijakan Tiongkok telah sangat melengkapi dan saling menguntungkan. Kita perlu menyadari ini untuk memahami sepenuhnya komitmen Tiongkok terhadap globalisasi serta tahap baru reformasi dan pembukaan saat ini," ujar Li.
Tiongkok telah banyak berkontribusi terhadap globalisasi, ucap Martin Jacques, sejawat senior Departemen Politik dan Studi Internasional di University of Cambridge, dengan menambahkan bahwa salah satu pandangan dasar Tiongkok tentang globalisasi adalah inklusivitas, yang memungkinkan Tiongkok berintegrasi lebih baik ke dalam ekonomi dunia.
"Kita harus meluncurkan globalisasi baru. Ini akan sangat sulit, tetapi kita bisa berhasil," tukas Kishore Mahbubani, sejawat terhormat di Asia Research Institute of National University of Singapore.
Diluncurkan pada 2013, Understanding China Conference telah berfungsi sebagai platform bagi dunia untuk memahami strategi pembangunan Tiongkok.
Guangzhou, ibukota penggerak ekonomi Tiongkok selatan yakni Provinsi Guangdong, telah berada di garis depan reformasi dan pembukaan Tiongkok. Saat ini, sebagai kota pusat nasional dan gerbang yang komprehensif, Guangzhou telah membentuk pondasi yang kuat dalam hal perdagangan luar negeri, lingkungan bisnis, transformasi industri, pertukaran internasional dan tata kelola sosial. Dengan kian membukanya Tiongkok, Guangzhou telah membentuk pola semua dimensi, berjangkauan luas dan multilevel untuk membuka diri.
PDB Guangzhou meningkat 6,9 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini menjadi lebih dari 1,78 triliun yuan (252 miliar dolar AS), demikian pemerintah kota tersebut.
Sumber: Panitia Penyelenggara Understanding China Guangzhou Conference
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019