Kita memang harus banyak menggali lagi jenis tanaman yang sering digunakan orang zaman dulu

Tanjung (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Mahyuni mengaku tertarik untuk mengembangkan temuan penyedap rasa karya siswa SMA Negei 1 Upau Kabupaten Tabalong.

Menurut Mahyuni di Banjarmasin, Senin, dia tertarik dengan penelitian karya Amista dan timnya tentang daun dulang yang bisa menjadi penyedap rasa masakan,

"Kita memang harus banyak menggali lagi jenis tanaman yang sering digunakan orang zaman dulu," ungkap Mahyuni.

Mahyuni mengusulkan, pemanfaatan daun dulang sebaiknya dilakukan uji laboratorium terkait kandungan yang ada dalam daun tersebut.

Selanjutnya, tambah dia, bisa dikembangkan dengan bekerja sama berbagai pihak untuk produksi dan budi daya lebih lanjut mengenai daun ini.

Daun dulang sendiri merupakan jenis tanaman merambat dan dapat ditanam di tempat lain hanya dengan batangnya saja

Tim dari SMA Negei 1 Upau Kabupaten Tabalong menjadi salah satu finalis lomba Teknologi Tepat Guna oleh Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.

Sebagaimana diketahui, hasil kekayaan hayati hutan Kalimantan, hingga kini masih banyak yang belum terjamah atau tereksplorasi oleh masyarakat luar..

Penduduk lokal seperti suku Dayak sudah memanfaatkan berbagai hasil hutan secara turun temurun, baik itu sebagai obat-obatan atau makanan sehari - hari.

Salah satunya adalah “Daun Dulang” yang di gunakan masyarakat sebagai penyedap alami pengganti MSG dan diduga mengandung anti kanker.

Karya siswa SMA Negei 1 Upau Kabupaten Tabalong menjadi salah satu finalis lomba Teknologi Tepat Guna oleh Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.

Tiga siswa Tabalong Amista Dwi Septiana, Danita Selina Pebrianti, dan Yopa Sewa Andre dibimbing Dwi Nopyanti Puji Asrini memperkenalkan serbuk daun Dulang sebagai penyedap rasa alami pengganti MSG.

Berdasarkan riset terhadap 80 responden yang mereka lakukan, masakan sayur dengan daun Dulang lebih disukai dibandingkan dengan masakan sayur menggunakan MSG atau tidak menggunakan penyedap rasa.

Selaku guru pembimbing Dwi Nopyanti Puji Asrini menyampaikan apresiasinya atas pembinaan yang diberikan Yayasan Adaro Bangun Negeri dan berharap bisa mengembangkan hasil penitian ini.

Baca juga: Dinas Perindustrian Kalsel latih kerajinan pandan laut

Pewarta: Ulul Maskuriah/Herlina Lasmianti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019