Can Loc, Vietnam (ANTARA) - Kepolisian Vietnam, pada Minggu, mengambil sampel rambut dan darah anggota keluarga dari 39 orang terduga korban tewas di truk pendingin di London pada pekan lalu untuk keperluan tes DNA, menurut keterangan anggota keluarga.
Ayahanda dari Joseph Nguyen Dinh Luong dan juga Pham Thi Tra My, dua orang yang diyakini meninggal dunia di dalam truk pengangkut, mengatakan bahwa polisi mengunjungi kediaman mereka secara terpisah dan mengumpulkan sampel yang dibutuhkan.
“Polisi dari Kementerian Keamanan Masyarakat datang untuk mengambil sampel DNA dari rambut dan darah kami,” kata Nguyen Dinh Gia di Can Loc, Provinsi Ha Tinh, Vietnam.
Sementara itu, belum ada keterangan resmi dari pihak pemerintah dan kepolisian.
Di Inggris, kepolisian setempat tengah berupaya mengidentifikasi jasad yang ditemukan pada Rabu (23/10) di dalam truk pengangkut di kawasan industri Grays, sekitar 32 kilometer sebelah timur dari pusat London.
Awalnya polisi Inggris sempat meyakini bahwa para korban adalah warga negara China, namun kemudian meminta bantuan pula dari komunitas Vietnam.
Baca juga: 39 Jasad di dalam truk pendingin di dekat London diyakini WN China
Mereka menyebut bahwa hanya sedikit saja dari para korban yang membawa identitas, sehingga mengharapkan identifikasi bisa dilakukan melalui sidik jari, kondisi gigi, DNA, serta foto dari kerabat.
Saat ini, pemerintah China dan Vietnam bekerja sama dengan kepolisian Inggris untuk menangani kasus tersebut, menurut kedutaan besar kedua negara.
Pastor Katolik di kota Yen Thanh, Provinsi Nghe An menyatakan pada Sabtu (26/10) bahwa ia percaya kebanyakan korban tewas merupakan warga Vietnam, dan hal itu menyebabkan masyarakat berduka.
Sumber: Reuters
Baca juga: Mayoritas korban truk pendingin di London kemungkinan WN Vietnam
Baca juga: Polisi Inggris menahan dua lagi tersangka kematian di dalam truk
Baca juga: China tuntut 'vonis berat' kasus puluhan jasad di truk pendingin
Penerjemah: Suwanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019