Jakarta (ANTARA News) - Dana bagi pengadaan enam pesawat jet tempur Sukhoi dari Rusia, hingga kini belum turun. "Saya belum terima surat dari Dirjen Anggaran terkait dana pengadaan enam Sukhoi tersebut," kata Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan (Depkeu) Herry Purnomo ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Selasa. Ia menambahkan, pengadaan enam Sukhoi dari Rusia memang sudah disetujui Depkeu namun anggaran untuk pengadaan itu belum ada perkembangan dari Dirjen Anggaran. Perusahaan Rusia penghasil pesawat tempur, Sukhoi, pada 21 Agustus 2007, mengumumkan penjualan enam pesawat tempur kepada Indonesia senilai 300 juta dollar AS (sekitar Rp 2,85 triliun). Enam pesawat itu terdiri atas tiga SU-30 MK2 dan tiga SU-27 SKM, yang akan melengkapi empat pesawat Sukhoi yang sudah dimiliki TNI Angkatan Udara (TNI-AU) sejak September 2003. Penandatanganan nota kesepahaman bagi pengadaan enam pesawat tempur ini berlangsung saat pembukaan Pameran Kedirgantaraan Moskwa 21 Agustus 2007. Berbeda dengan nilai di atas, dalam nota kesepahaman disebutkan, nilai penjualan enam pesawat itu 355 juta dollar AS (sekitar Rp 3,37 triliun). Asisten Logistik Kasau Marsekal Muda Imam Wahyudi mengatakan, sistem pembayaran bagi enam pesawat tersebut adalah multiyears, dan kedatangan enam pesawat itu dilakukan bertahap hingga 2009. "Jika dana belum turun, maka kemungkinan kedatangan tiga Sukhoi pada 2008 akan tertunda," ujarnya. Pada 2008, tiga unit dijadwalkan tiba di Indonesia lengkap dengan persenjataannya untuk jenis SU-30MK2, sedangkan pada 2009 akan tiba jenis SU-27SKM. Pesawat tempur Sukhoi ini menggantikan peran pesawat A-4 Skyhawk dan berbasis di Skadron 11 Pangkalan Udara Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Pembelian enam Sukhoi itu tidak termasuk dalam skema kredit negara yang diberikan Pemerintah Rusia senilai satu miliar dolar AS bagi modernisasi persenjataan Indonesia selama masa 2007-2010. Sementara itu, tiga pilot Sukhoi yang baru menyelesaikan pelatihan di Rusia telah tiba di Indonesia. Ketiga pilot tersebut adalah Mayor Pnb Ikoputro (Komandan Skadron Udara 11), Mayor Pnb Dedy Ilham Suryanto, dan Mayor Pnb David Yohan Tamboto. Terkait kedatangan tiga Sukhoi pada 2008, ketiga penerbang itu dikirim ke Rusia untuk melakukan pelatihan selama tiga setengah bulan. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008