Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, ditutup turun 42,650 poin (2,05 persen) ke level 2.042,498, posisi terendah sejak 21 Mei 2007.
Mengekor IHSG, indeks LQ45 juga ditutup terkoreksi 9,014 poin (2,11 persen) ke level 419,159.
"Pelaku pasar panik terhadap penurunan harga minyak dan kondisi ekonomi global," kata Analis Riset PT Valbury Asia Securities Krisna Dwi Setiawan.
Menurut Krisna, turunnya harga minyak kembali memukul saham-saham berbasis komoditas dan menjadi pemicu utama melemahnya indeks BEI.
Harga minyak dunia di perdagangan Asia, Selasa, turun lagi tertekan kekhawatiran bahwa melemahnya permintaan minyak AS akan meluas ke Eropa dan Jepang, sehingga minyak mentah
light sweet untuk pengiriman September turun 48 sen menjadi 112,39 dolar AS per barrel.
Selain itu, lanjutnya, kekhawatiran tentang pelemahan ekonomi dunia juga memicu kepanikan pelaku pasar saham, hal ini ditandai melemahnya hampir semua bursa regional.
Sebagian besar bursa di kawasan Asia ditutup melemah, seperti Bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng ditutup turun 446,30 poin atau 2,13 persen ke posisi 20.484,36 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times terkoreksi 48,59 poin atau 1,75 persen ke level 2.728,38.
Pergerakan saham pada Selasa ini lebih didominasi saham yang turun sebanyak 174 dibanding yang naik 25 dan 42 tidak berubah harganya.
Melemahnya beberapa saham unggulan, terutama saham berbasis komoditas, seperti Tambang Batubara Bukit Asam anjlok Rp350 ke posisi Rp12.400, Bumi Resources turun Rp100 ke posisi Rp4.950, Astra Agro Lestari melemah Rp650 ke level Rp15.950, London Sumatera anjlok Rp500 menjadi Rp5.400, Tambang Timah turun Rp75 ke harga Rp2.225, Adaro Energy meurun Rp40 ke harga Rp1.490, Bayan Resources terjun Rp450 ke Rp4.850 dan Aneka Tambang melemah Rp80 ke posisi Rp1.800.
Volume perdagangan mencapai 1,244 miliar saham dengan nilai Rp2,300 triliun dari 34.166 kali transaksi.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008