Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, hingga Selasa pukul 15.30 WIB masih bertengger di 9.185/9.189 per dolar AS, tidak berubah dari posisi penutupan hari sebelumnya.
Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, mengatakan, rupiah tidak bergerak karena permintaan pasar masih lesu.
Pelaku pasar lebih suka berdiam diri menikmati liburan panjang bersama keluarga, mereka masih segan untuk segera masuk ke pasar uang melakukan transaksi membeli rupiah atau dolar AS, katanya.
Menurut dia, rupiah kemungkinan bisa bergerak naik pada hari berikutnya, setelah sejumlah kalangan menyatakan pidato Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono RAPBN 2009 memberikan nilai positif terhadap pasar.
Pemerintah lebih serius dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menekan laju inflasi yang ditargetkan hanya berkisar 6,5 persen, katanya.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional akan semakin tumbuh dengan terus merosot harga minyak mentah dunia yang saat ini mencapai 112,12 dollar AS yang diperkirakan akan bisa mencapai angka 100 dolar As per barel.
"Kami optimis pasar akan semakin bergerak terutama sektor global yang selama agak lesu, akibat kenaikan harga minyak mentah dunia," ucapnya.
Upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan, menurut dia akan menerbitkan obligasi baru untuk menyerap dana murah masyarakat internasional guna membiayai RAPBN yang cukup besar itu.
Karena melalui penerbitan obligasi itu negara akan memperoleh dana untuk meningkatkan pembangunan yang sedang berjalan, katanya.
Rencana pemerintah, menurut dia, akan memberikan sentimen positif terhadap pergerakan rupiah yang saat sempat berada di bawah angka Rp9.100 per dolar AS (Rp9.080 per dolar AS).
Peluang rupiah untuk bisa menguat lagi masih ada, hanya menunggu waktu kapan rupiah akan bergerak naik lagi.
"Kami optimis rupiah akan kembali menguat hingga di bawah angka Rp9.100 per dolar AS sebagaimana yang pernah dicapainya," katanya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008