Jakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api (KA) mengakui secara terbuka, tabrakan maut KA di Stasiun Labuanratu, Bandar Lampung, sebagai kejadian yang disebabkan oleh kesalahan manusia (human error). "Sudah jelas itu. `Wong` jalur dua, ada kereta dibilang aman. `Edan opo` (gila apa?)," kata Dirut PT KA, Ronny Wahyudi menjawab pers usai Penjelasan Tabrakan KA Lampung dan Persiapan Angkutan Lebaran 2008 di Jakarta, Selasa. Oleh karena itu, tegasnya, pihaknya secara terbuka juga menyampaikan permohonan maaf kepada pengguna jasa kereta api, khususnya penumpang KA Sriwijaya Kertapati-Tanjungkarang. Pada peristiwa yang terjadi Sabtu (16/8) pukul 07.45 WIB itu, tujuh penumpang tewas dan puluhan lainnya luka berat dan ringan. Ronny menegaskan, sebagai komitmen internal, PT KA telah mencopot Kepala Stasiun Labuanratu, Sutrisno, terhitung mulai 17 Agustus 2008, dan digantikan oleh Iman Santoso sebagai pejabat yang melaksanakan tugas. Tidak hanya itu, dua pejabat tingkat di atasnya yakni Kepala Seksi dan Kasubdit, juga akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. "Ini upaya penertiban dan penegakan disiplin internal PT KA. Yang salah harus dihukum agar disiplin bisa ditegakkan. Ini juga sinyal bagi regulator agar menjalankan fungsinya," katanya. Ronny tidak menolak anggapan bahwa dengan tindakan tersebut, berarti PT KA mendahului kesimpulan yang akan diambil Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Tak perlu tunggu KNKT-lah. Kelamaan. Ini upaya internal. Silahkan KNKT lanjutkan tugasnya untuk mencari penyebab kecelakaan itu dan sejumlah rekomendasi," katanya.Pada bagian lain, Ronny menegaskan, pihaknya telah melakukan aksi koreksi antara lain dengan enam langkah strategis. Enam langkah itu yakni, fokus pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ketaatan, disiplin dan aturan. Kedua, pengalokasian dana lebih besar untuk pelatihan pegawai, refreshing. "Tahun lalu hanya satu persen dari total anggaran. Tahun ini akan jadi dua persen dari total anggaran," katanya. Ronny menyebut, total pendapatan PTA KA per tahun rata-rata mencapai Rp4,2 triliun. Artinya, dari dana itu hanya sekitar Rp16 miliar untuk pembinaan SDM, akan ditingkatkan jadi Rp18 miliar. Total karyawan BUMN Perkeretaapian itu hingga saat ini sebanyak 22.228 orang. Padahal, dalam tiga tahun terakhir 15 ribu karyawan PT KA yang memasuki masa pensiun. Hal lain (ketiga) yang akan dilakukan adalah pengecekan sarana dan prasarana secara berulang, pemeriksaan awak KA sesaat sebelum melaksanakan tugas. Terakhir adalah pengendalian perjalanan KA oleh Pusat Operasi (OC) lebih ditingkatkan dengan penambahan pejabat posko dan penyegaran back to basic regulasi.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008