Magelang (ANTARA) - Museum OHD Kota Magelang memamerkan 100 karya maestro Widayat (almarhum) dalam rangkaian memperingati satu abad pelukis tersebut, mulai 26 Oktober 2019 hingga 23 Maret 2020.
Pembukaan pameran di museum yang dikelola kolektor lukisan, Oei Hong Djien itu, oleh Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Muhammad Agus Burhan, di Magelang, Sabtu malam, dengan dihadiri antara lain para pelukis, seniman, pecinta seni, budayawan, dan undangan lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.
Pada pembukaan pameran dengan kurator Joanna Lee itu, Oei Hong Djien yang juga sahabat Widayat menceritakan tentang sosok Widayat dengan karya-karyanya dan persahabatannya dengan sang pelukis.
Maestro pelukis Widayat meninggal dunia pada 22 Juni 2002 dalam usia 83 tahun, sedangkan pemakamannya di makam khusus para seniman di Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Pameran terkait dengan 100 tahun Widayat juga diselenggarakan di beberapa tempat, termasuk di Museum Haji Widayat di Kota Mungkid, Ibu Kota Kabupaten Magelang, tak jauh dari Candi Borobudur.
Baca juga: 400 karya maestro lukis Widayat dipamerkan di Magelang
Agus Burhan mengaku dirinya pernah menjadi mahasiswa dan asisten Widayat ketika mengajar di Jurusan Seni Lukis Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta.
"Widayat pelukis multidimensi dengan banyak bakat artistik. Widayat seniman besar dikenal mempunyai ungkapan yang khusus dan terkenal karakter yang ekspresif dan aura arkais," ujarnya.
Ekspresi karyanya, katanya, dibangun dengan berbagai komposisi, harmoni, dan gaya personal.
Ia menyebut sumber karya-karya Widayat, antara lain tidak lepas dari hal-hal yang etnis, tradisi, kehidupan sehari-hari, pengamatan tentang flora dan fauna, serta rasa artistik sang maestro itu terhadap berbagai benda di sekelilingnya.
"Widayat kreatif mengungkapkan rasa estetis dalam karya," kata dia.
Ia mengatakan kemampuan sosial Widayat membuatnya bisa menerjemahkan aspirasi kebudayaan dalam ide dan teknik.
Sebagai dosen di ISI Yogyakarta pada waktu itu, katanya, Widayat membangkitkan semangat mahasiswa untuk menyerap karakternya dan mengembangkan menjadi persona yang terwujud dalam karya masing-masing.
"Widayat memberi berbagai dimensi ilmu, pengaruh mahasiswa, dan perkembangan seni lukis Indonesia dan ISI Yogyakarta," katanya.
Ia menyebut pameran 100 karya dalam rangka memperingati 100 tahun Widayat memiliki makna yang mendalam.
"Menggugah rasa kita pada pencapaian Widayat," kata dia.
Hadir pula dalam pembukaan pameran itu, Direktur Museum Haji Widayat Kota Mungkid, Kabupaten Magelang yang juga salah satu anak sang maestro pelukis itu, Fajar Purnomosidi.
Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019