"Hal itu untuk menghindari penularan virus yang lebih parah lagi dan memperkecil risiko penularan, karena dikhawatirkan terjadi alergi susu sapi yang menyebabkan luka pada saluran cerna maka virus HIV akan lebih mudah masuk," kata dr Leni Ervina MKes SpA (K) dalam talkshow dengan tema "Do & Don't Menyusui Secara Medis" yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Daerah Lampung, di Ruang Abung Balai Keratun, kantor gubernur Lampung, di Bandarlampung, Sabtu.
Selain itu, ia menjelaskan, untuk ibu yang mengidap Hepatitis B tetap bisa menyusui dengan catatan bayi sudah dilakukan pemberian imunoglobulin Hepatitis B dan vaksin Hepatitis B yang diberikan secara bersamaan pascapersalinan. Untuk imunoglobulin Hepatitis B disarankan diberikan 12 jam segera pascapersalinan. Karena itu, ibu dengan HIV dan Hepatitis B tidak perlu khawatir untuk tetap menyusui selama tata laksananya sudah benar.
.
Dokter Leni juga menyarankan kepada para ibu yang memiliki indikasi medis atau anak yang memiliki indikasi medis untuk berkonsultasi kepada tenaga kesehatan, agar mendapatkan bantuan praktis terkait pemberian ASI sesuai indikasi medis.
.
Ibu yang menyusui dua orang anak dan biasa dipanggil Ica ini menyampaikan perjalanan tandem nursing.
.
Baca juga: Kudus berkomitmen wujudkan zero HIV/AIDS 2030
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019