Washington (ANTARA News) - Sebuah benda dari bebatuan serupa dengan komet dan dikenal sebagai planet kecil telah ditemukan di tata surya, sekitar 3,2 miliar kilometer dari Bumi, dan penemuan ini bisa memberikan petunjuk tentang pembentukan komet, para ilmuwan menyatakan Senin. Planet kecil 2006 SQ373, yang garis tengahnya sekitar 96 kilometer, jaraknya agak dekat dengan Bumi ketimbang dengan planet Neptunus dan mengorbit Matahari dalam waktu 22.500 tahun dengan menempuh lintasan sejauh 241 miliar kilometer, para peneliti dari Survei Langit Digital Sloan mengumumkan dalam pertemuan para astronom di Chicago. Berbagai planet besar, seperti Bumi dan Mars, mengelilingi Matahari dalam orbit yang lebih bundar, namun benda langit tersebut memiliki orbit lebih eliptik serupa dengan komet, tutur Andrew Becker, astronom Universitas Washington yang mempimpin riset itu. Orbitnya yang aneh sama dengan satu-satunya benda langit yang kini dikenal, Sedna, sebuah planet cebol yang ditemukan pada 2003. Planet baru berukuran kecil itu boleh jadi dari Awan Oort, tempat beradanya benda-benda terdiri dari es yang dipercaya para ilmuwan sebagai tempat kelahiran banyak asteroid, atau kemungkinan terbentuk "seperti Pluto, di sabuk reruntuhan es di sekitar Neptunus, dan kemudian terpental sangat jauh setelah bertemu dengan gravitasi Neptunus atau Uranus," kata peneliti Nathan Kaib, seperti dikutip DPA. Planet kecil merupakan kategori yang luas atas berbagai benda langit yang mengorbit di sekitar Matahari dan bukan termasuk planet penuh atau komet. Kategorinya termasuk dalam planet cebol, seperti Pluto, yang penurunannya sebagai planet penuh memicu kontroversi pada 2006. Komet tanpa ekor Planet baru tersebut tidak disebut sebagai planet cebol. Sebaliknya, para ilmuwan menekankan kesamaannya dengan berbagai komet, namun menyatakan benda itu tak memiliki ekor yang khas yang biasanya dimiliki berbagai komet. Para ilmuwan menemukan benda langit itu saat mereka mencari supernova. "Jika anda dapat menemukan sesuatu yang meledak, anda juga bisa mendapatkan berbagai hal yang bergerak," kata Lynne Jones, astronom dari Universitas Washington, dalam pernyataan persnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008