Manila (ANTARA) - Seorang wali kota, yang berada dalam daftar Presiden Filipina Rodrigo Duterte soal para pejabat daerah yang dicurigai terlibat dalam jaringan narkoba, tewas ditembak oleh orang tak dikenal pada Jumat.

Insiden itu merupakan kasus penembakan terbaru pada kalangan tokoh terkemuka dalam perang yang dilancarkan Duterte terhadap perdagangan narkoba.

Baca juga: Jajak pendapat: Warga Filipina puji perang narkoba Duterte

David Navarro, wali kota kecil di pulau selatan Mindanao, sedang dibawa oleh polisi ke kantor kejaksaan di Cebu City di Filipina tengah, ketika beberapa pria bersenjata menyergap dia dan para personel polisi yang mengawalnya, kata kepolisian.

Navarro ditangkap polisi pada Kamis (24/10) setelah ia dituduh melecehkan seorang tukang pijat di Cebu.

Nama Navarro berada dalam daftar terbaru Duterte yang berisi para "politisi-narkoba". Daftar itu diluncurkan Duterte kepada publik pada Maret, menjelang pemilihan paruh waktu pada Mei 2019.

Baca juga: Filipina tidak perkenankan PBB selidiki perang narkoba

Kepolisian mengatakan mereka telah membunuh 6.700 pengedar narkoba dalam adu tembak selama perang terhadap narkoba. Perang tersebut mulai dilancarkan Duterte lebih dari tiga tahun lalu dan menuai kecaman dari kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia di dalam dan luar negeri.

Pada 14 Oktober, kepala kepolisian Filipina mengundurkan diri kurang dari satu bulan sebelum pensiun setelah ia dituduh terlibat dalam kejahatan "mendaur ulang" narkoba sitaan.

Tuduhan itu bisa merongrong gerakan antinarkotika yang diusung pemerintah.

Baca juga: Wali kota di Filipina penyelenggara "walk of shame" pengedar narkotika ditembak mati

Sumber: Reuters

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019