London,(ANTARA News) - Pemerintah Inggris mulai menerapkan aturan hukum yang keras berupa hukuman penjara terhadap para supir yang makan, berkirim SMS, atau berdandan ketika menyetir mobil. Sebagaimana dilaporkan Reuters, aturan hukum yang lebih keras itu berlaku efektif terhitung Senin (18/8), setelah Departemen Kehakiman Inggris meloloskan ketentuan tegas tersebut. Menurut Menteri Kehakiman Inggris Maria Eagle, mulai saat ini pengadilan juga berkekuatan lebih besar untuk dapat menjatuhkan hukuman bagi pengendara kendaraan bermotor yang tidak mempunyai asuransi atau SIM (Surat Izin Mengemudi). "Para supir yang membunuh orang lain akibat kelalaian berkendaraan kini tidak bisa lagi melenggang bebas meninggalkan pengadilan dengan hanya membayar denda," kata Eagle dalam pertanyaan tertulisnya. "Satu saat karena kondisi fokus perhatian terpecah bisa berakibat fatal, antara hidup dan mati," ujar dia. Ketentuan hukum yang baru itu mengancam para pelaku dengan penjara lebih dari 5 tahun bila berkendaraan secara ceroboh dan mengakibatkan orang lain meninggal. Pelaku bisa ditambah lagi hukumannya 2 tahun penjara bila didapati tidak punya SIM atau asuransi. Dalam peraturan hukum yang terdahulu, hukuman maksimal bagi pelaku adalah denda sebesar 5.000 poundsterling dan pencabutan SIM. Dengan peraturan yang baru tersebut, pengadilan akan menentukan seberapa parahnya konsentrasi pengemudi terganggu akibat berkirim SMS, mengecilkan volume radio di mobil, atau berbicara lewat "handsfree" telefon seluler. Jika pengadilan menetapkan bahwa seorang pengendara motor bersalah akibat tidak menghindari gangguan-gangguan konsentrasi berkendaraan, maka pelaku dapat diganjar dengan pasal-pasal yang lebih serius yakni pelanggaran aturan lalu lintas yang mengakibatkan tewasnya orang lain akibat cara berkendaraan yang ceroboh. Ganjaran buat pelanggar itu adalah penjara antara 2 dan 14 tahun. Dalam pasal aturan hukum terbaru dinyatakan bahwa "membaca atau mengetik SMS dalam beberapa waktu" dapat dipandang sebagai bentuk "gangguan konsentrasi yang mestinya bisa dicegah". Sementara berkurangnya konsentrasi menyupir saat membaca peta, menyesuaikan kendali di beberapa fasilitas mobil, atau melihat sekejap pesan SMS dikategorikan sebagai "pengalihan perhatian normal", yang ganjarannya hanya atas kecerobohan bukan atas berkendaraan yang membahayakan. Aturan hukum yang baru itu disambut positif oleh Asosiasi Pejabat Polisi (ACPO). "Membiarkan pemecah konsentrasi mempengaruhi standard berkendaraan memang tidak bisa diterima, dan sekarang pelakuknya bakal dihukum dengan lebih tegas lagi berdasarkan aturan hukum," kata Mick Giannasi, jurubicara ACPO untuk bidang jalan dan kebijakan. Sementara itu Presiden AA Edmund King mengatakan reformasi hukum tersebut harus disertai dengan kebijakan berkendaraan yang lebih tegas. "Akan sangat bermanfaat bila kita punya lebih banyak lagi polisi lalu lintas yang menyetop para pelanggar aturan lalu lintas sebelum mereka melanggar hukum lebih jauh lagi dan menyebabkan tragedi kecelakaan maut," kata dia.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008