Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin mengingatkan keseimbangan koalisi pada tahun kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan merapatnya Gerindra ke dalam pemerintahan.

"Dengan merapatnya Gerindra tentu koalisi parpol yang menyokong pemerintahan menjadi kuat. Makin besar koalisi, persoalan kepentingan juga makin besar," kata Ujang Komaruddin di Jakarta, Jumat.

Pada tahun pertama, lanjut dia, tentunya koalisi dan kabinet mungkin sedang "mesra-mesranya". Namun, pada tahun berikutnya bisa saja keseimbangan koalisi goyah kalau setiap parpol tidak menahan ego masing-masing.

Baca juga: Pengamat: Gabung pemerintah, Gerindra bisa jalankan koalisi-kritis

Baca juga: KSP minta publik tak khawatir bila oposisi gabung pemerintah

Begitu juga dengan kabinet, menurut Ujang, di awal-awal bisa jadi kompak. Akan tetapi, pada tahun kedua dan selanjutnya sudah akan menjalankan misi masing-masing.

"Apalagi pada tahun 2024 kekosongan sosok. Jadi, saya menganalisis kekompakan paling setahun, tahun berikutnya itu partai politik dan kabinet akan mempersiapkan diri masing-masing mengamankan diri persiapan Pemilu 2024," ucapnya.

Persoalan tersebut, kata dia, menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Presiden Joko Widodo di kepemimpinan periode keduanya.

Soal Prabowo yang dipercaya sebagai Menteri Pertahanan, kata dia, sosok mantan kompetitor Presiden Jokowi pada pesta demokrasi lalu ini memang memiliki kapasitas dan kapabilitas di bidang itu.

"Secara latar belakang Prabowo mumpuni kalau dia membantu di Kemenhan. Kita tidak bisa menutup mata bahwa Prabowo ahli di situ, 'kan dia sudah jenderal bintang tiga," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019