Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan negosiasi Saudi Aramco dengan Pertamina terkait valuasi kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jawa Tengah jangan sampai merugikan negara.
"Mesti dicarikan solusinya, yang penting tidak (ada) suap berupa komisi atau kickback korupsi," ujar Erick Thohir di Jakarta, Jumat.
Erick mengatakan, dalam sebuah negosiasi bisnis, proses tawar menawar merupakan hal lumrah, hanya dirinya mewanti-wanti jangan sampai negosiasi Saudi Amraco dan Pertamina ini dianggap transaksi yang merugikan negara.
Dia juga menyampaikan bahwa pihaknya akan meneliti dan mencermati beberapa hal dalam negosiasi valuasi proyek kerja sama pengembangan kilang pengolahan minyak.
Negosiasi antara Saudi Aramco dan Pertamina merupakan salah satu dari tiga program yang menjadi prioritas Menteri BUMN Erick Thohir usai dilantik oleh Presiden Jokowi.
Baca juga: Pertamina-Aramco masih bahas valuasi Kilang Cilacap
Sebelumnya PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco, perusahaan migas asal Arab Saudi, hingga kini masih membahas valuasi proyek kerja sama pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jateng.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan saat ini valuasi masih terus dilakukan hingga menemukan titik terang.
Kerja sama Pertamina dan Saudi Aramco di Cilacap yang digagas sejak 2014 belum berjalan karena terhambat perbedaan valuasi kedua belah pihak. Joint venture development agreement antara Pertamina dan Saudi Aramco telah diperpanjang dari Juni 2019 menjadi September 2019.
Pengembangan Kilang Cilacap merupakan bagian dari enam proyek pengembangan kilang (refinery development master plan/RDMP) dan baru (new grass root refinery/NGRR) untuk meningkatkan kapasitas produksi BBM Pertamina, dari saat ini sekitar 1 juta barel menjadi dua juta barel per hari.
Baca juga: Pertamina-Aramco libatkan valuator ketiga untuk valuasi financial
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019