Surabaya (ANTARA News) - Perampokan dengan modus berpura-pura mengirim parcel, kembali terjadi di Surabaya, Minggu (17/8), dengan korban seorang pengusaha swalayan di Jalan Embong Gayam 5.
Pengusaha yang menjadi korban perampokan tersebut, Hari Pratikno, kepada polisi mengaku menderita kerugian sekitar Rp5 miliar, berupa perhiasan permata dan uang dolar.
Menurut Hari, kawanan rampok berjumlah empat orang yang diawali dengan aksi berpura-pura sebagai pengantar bingkisan (parcel) kiriman dari teman korban.
Setelah diterima pemilik rumah dan dipersilakan masuk ke dalam rumah, kawanan rampok tiba-tiba menyekap para penghuni yang tak berdaya karena tidak menyangka akan menghadapi peristiwa itu.
Penghuni rumah sebanyak tujuh orang, termasuk Hari Pratikno, terlihat "shock" ketika satu di antara pelaku itu menodongkan pistol jenis revolver sambil meminta para penghuni untuk menuruti kemauan perampok.
Seusai menjarah barang-barang berharga milik korban, para pelaku cepat-cepat meninggalkan rumah dengan mengendarai mobil Suzuki APV.
Modus yang sama pernah terjadi dan dialami keluarga almarhum Prasetyo, mantan Ketua Pengprov Pelti Jawa Timur, sekitar dua tahun lalu.
Ketika itu, keluarga Prasetyo di Jalan Manyar Kertoarjo Surabaya sedang menunggu jenazah Prasetyo yang meninggal di Australia. Bukannya jasad korban yang tiba, melainkan kawanan perampok dengan dalih mengantarkan karangan bunga.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008