Bandarlampung (ANTARA News) - Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) siap diterjunkan untuk menginvestigasi penyebab kereta api (KA) penumpang kelas bisnis Limex Sriwijaya tujuan Bandarlampung dari Stasiun Kertapati Palembang, Sumatera Selatan, mengalami kecelakaan saat harus mengerem mendadak menghindari tabrakan dengan KA angkutan batubara rangkaian panjang (Babaranjang) di perlintasan Bumi Manti, Kampung Baru, Kota Bandarlampung, Lampung, Sabtu (16/8) pagi.
Kecelakaan mengakibatkan sedikitnya tujuh korban tewas dan lebih 60 orang luka-luka, diantaranya akibat terjepit di antara gerbong kereta api yang mendekati tujuan di Stasiun Tanjungkarang, Bandarlampung itu.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Lampung, Haryo Satmiko, menyatakan, rencana Tim KNKT sebanyak lima orang akan datang ke Lampung pada Minggu (17/8) sore.
"Penyelidikan penyebab pasti kecelakaan kereta api itu perlu segera dilakukan, untuk memastikan terjadi kesalahan manusia atau ada penyebab lainnya Tim KNKT perlu diterjunkan ke sini," kata Haryo pula.
Menurut dia, sampai saat ini masih sulit memastikan penyebab kecelakaan itu, apakah kesalahan masinis atau petugas pengatur sinyal KA di perlintasan dua jalur Bumi Manti, Kota Bandarlampung itu.
Karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kejadian sebenarnya serta penyebab kenapa seharusnya kedua kereta tidak berada pada lintasan yang sama di waktu yang sama pula, bisa satu lintasan sehingga timbul kecelakaan.
Sebelumnya, Pimpinan PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Lampung, Mawardi, memperkirakan penyebab kecelakaan itu adalah masinis KA penumpang Limex Sriwijaya yang terlambat atau keliru mendapatkan informasi keberadaan KA Babaranjang di depannya dari petugas di sana.
"Hampir pasti KA Limex itu yang salah masuk jalur perlintasan," kata Mawardi pula.
Akibatnya, setelah mengetahui ada kereta lain di depan pada jalur sama, dalam jarak relatif dekat, sehingga harus melakukan pengereman mendadak untuk mencegah tabrakan kedua KA itu.
Padahal di jalur yang kebetulan melengkung itu, setelah dilakukan pengereman mendadak secara total, justru berakibat terjadi tubrukan antara lokomotif dan gerbong KA penumpang yang ikut menghimpit penumpang di dalamnya sehingga tujuh diantaranya diketahui meninggal dunia, dan lebih 60 orang lainnya mengalami luka berat dan ringan.
Gerbong KA penumpang itu pun mengalami kerusakan, sebagian rusak parah dan dindingnya pecah berhamburan keluar serta sebagian badan gerbong lari keluar rel lintasannya.
Padahal saat kejadian itu KA Babaranjang dalam kondisi sudah berhenti untuk menunggu KA penumpang itu melintas pada jalur lain di sebelahnya.
Ternyata jalur yang dimasuki KA Limex itu sama dengan jalur lintasan KA Babaranjang sehingga kecelakaan tak dapat dihindari.
Selain KNKT, Poltabes Bandarlampung juga melakukan penyelidikan, dengan meminta keterangan sejumlah saksi termasuk keterangan dari masinis kedua kereta serta petugas perlintasan itu.
Polisi juga perlu mengamankan lokasi kejadian yang tak jauh dari kompleks Kampus Universitas Lampung (Unila) di perkampungan penduduk dan mahasiswa yang cukup padat serta memiliki jalan masuk yang relatif sempit.
(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008