jumlah kapal nelayan yang turut ambil bagian dalam festival tersebut bisa lebih dari 100 karena diikuti pula nelayan dari luar.

Kupang (ANTARA) - Para nelayan di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, siap mengerahkan sedikitnya 100 kapal nelayan untuk memeriahkan Festival Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao pada Sabtu (26/10).

"Paling kurang ada 100 kapal nelayan dari Kupang yang sudah siap untuk memeriahkan Festival Mulut Seribu di Rote Ndao besok," kata Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) NTT Wham Nurdin ketika dihubungi Antara di Kupang, Jumat.

Dia mengatakan, jumlah kapal nelayan yang turut ambil bagian dalam festival tersebut bisa lebih dari 100 karena diikuti pula nelayan dari luar.

Kapal-kapal nelayan yang dikerahkan di antaranya kapal pancing dasar, lampara, dan kapal cakalang yang berbasis di seputaran Kota Kupang.

Dia menjelaskan, kapal-kapal nelayan akan diberangkatkan pada Sabtu pagi menuju Mulut Seribu dengan jarak tempuh sekitar dua jam dari Kota Kupang.

"Besok pagi sekitar pukul 05.00 Wita mulai persiapan berangkat bersama-sama dengan waktu tempuh sekitar dua jam, tapi kalau yang cepat bisa sejam," katanya.

Baca juga: Buton Selatan akan gelar festival budaya bahari skala nasional

Wham mengatakan, keterlibatan para nelayan tersebut merupakan keinginan sendiri sebagai bentuk dukungan bagi pengembangan pariwisata bahari di Mulut Seribu yang dilakukan pemerintah setempat.

"Jadi tidak difasilitasi khusus dari pemerintah namun dari inisiatif nelayan sendiri untuk mendukung wisata bahari di Perairan Mulut Seribu," katanya.

Keterlibatan ini, lanjutnya, juga tidak mengganggu aktivitas melaut para nelayan karena setelah mengikuti pembukaan festival, para nelayan bisa langsung menuju area penangkapan ikan.

"Kapal-kapal nelayan yang langsung melaut juga tidak membawa penumpang sehingga setelah dari Mulut Seribu bisa langsung melaut karena umumnya melaut di wilayah selatan sehingga searah," katanya.
Baca juga: Menteri Yohana buka Festival Bahari Raja Ampat 2019

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019