Pada akhir Juli Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak WTO agar mengubah caranya untuk menunjuk negara-negara berkembang, menyinggung China, yang terlibat perang dagang dengan AS, lantaran secara tidak adil mendapatkan perlakuan istimewa.
Korea Selatan merupakan satu dari banyak negara yang ditunjuk WTO sebagai negara berkembang.
Baca juga: Moon Jae-In jadi presiden Korsel pertama melawat ke 10 negara ASEAN
"Pemerintah memutuskan untuk tidak mengejar perlakuan istimewa sebagai negara berkembang dalam perundingan dengan WTO di masa depan," kata Menteri Keuangan Hong Nam-ki saat jumpa pers.
Menurut Hong, keputusan ini "bukan untuk melepaskan status negara berkembang, tetapi untuk tidak mengejar perlakuan istimewa dalam perundingan ke depannya."
Korea Selatan, negara dengan ekonomi terbesar ke empat Asia, mempertahankan status negara berkembangnya sebagai anggota WTO sejak berdirinya badan tersebut pada 1995, terutama untuk menjaga industri pertanian.
Menteri keuangan juga mengatakan pemerintah akan melakukan semua upaya untuk melindungi industri pertanian Korsel.
Sumber: Reuters
Baca juga: Presiden Moon yakin Indonesia tumbuh dinamis dipimpin Jokowi
Baca juga: Perundingan dagang Indonesia-Korsel CEPA secara substansi diselesaikan
Baca juga: Ketua WTO berharap KTT G20 bantu redakan ketegangan perdagangan
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2019