"Musim hujan di banyak wilayah mundur satu hingga dua dasarian," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin dalam temu media di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan awal musim hujan di banyak wilayah akan terjadi pada November dan Desember. Namun, hujan pada awal November diperkirakan masih rendah dan diperkirakan akan mulai signifikan pada akhir November dan Desember.
Baca juga: BMKG sebut Indonesia bukan dilanda gelombang panas tapi suhu panas
Pada dua bulan tersebut, pertumbuhan awan hujan akan mulai signifikan, sementara potensi suhu panas juga diperkirakan tidak akan terjadi lagi.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pada awal Desember potensi hujan masih cukup tinggi karena sudah memasuki musim penghujan.
Sementara itu, puncak musim hujan diprediksikan akan terjadi pada Januari hingga Februari dengan kondisi normal hingga di bawah normal.
Awal musim hujan di beberapa wilayah seperti Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku dan Papua Barat, katanya, akan terjadi pada November hingga Desember.
"Jadi awal musim hujan di wilayah Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku dan Papua Barat, umumnya antara November hingga Desember, sehingga sampai Oktober ini kondisi cuaca umumnya diprediksikan antara cerah hingga berawan," katanya.
Kemudian, ia juga mengatakan pada awal November posisi kulminasi matahari sudah mulai menjauh dari Wilayah Jawa dan sekitarnya.
Selanjutnya pertumbuhan hujan juga ia harapkan pada awal November sudah terbentuk awan sehingga bisa menyerap sinar matahari yang masuk ke permukaan bumi.
Baca juga: Hoaks, gelombang panas ekstrem landa Indonesia hingga tiga hari ke depan
Baca juga: BMKG: Musim hujan di Sumsel mundur jadi November
Pewarta: Katriana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019