Chicago (ANTARA) - Harga emas mencapai tingkat tertinggi hampir dua minggu pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data ekonomi yang lemah dari Amerika Serikat meningkatkan harapan untuk pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve, sementara platinum melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari tiga minggu.
Kontrak emas berjangka paling aktif untuk pengiriman Desember, naik sembilan dolar AS, atau 0,6 persen, menjadi ditutup pada 1.504,7 dolar AS per ounce di divisi COMEX New York Mercantile Exchange.
Sementara harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi 1.501,97 dolar AS per ounce pada pukul 13.46 waktu setempat (17.46 GMT), setelah mencapai level tertinggi sejak 11 Oktober.
"Lonjakan yang kami dapatkan sekarang adalah karena kehilangan angka barang-barang tahan lama di AS," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
“Kami mengalami beberapa kegagalan dalam beberapa minggu terakhir pada angka-angka ini, baik itu penjualan eceran atau barang tahan lama, dan beberapa angka PMI. Secara keseluruhan, itu memberikan dukungan untuk penurunan suku bunga lagi dari The Fed sebelum akhir tahun."
Pesanan baru untuk barang-barang modal utama buatan AS turun lebih dari yang diharapkan pada September dan pengiriman juga menurun, data menunjukkan.
Juga menambah kekhawatiran terhadap kesehatan ekonomi global, aktivitas bisnis zona euro mengalami stagnasi pada Oktober karena permintaan melemah, menurut sebuah survei yang diterbitkan pada Kamis (24/10).
Bank-bank sentral secara global menghadapi tekanan yang meningkat untuk mendistribusikan dukungan moneter bagi ekonomi yang lesu karena sengketa perdagangan AS-China terus mengambil korban pada perdagangan dan sentimen bisnis.
The Fed telah memangkas suku bunga dua kali tahun ini dan investor saat ini melihat pengurangan lain dalam biaya pinjaman ketika para pembuat kebijakan bertemu minggu depan.
Suku bunga AS yang lebih rendah memberikan tekanan pada dolar AS dan imbal hasil obligasi, meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
“Satu hal yang akan membantu mendorong emas lebih tinggi adalah imbal hasil. Saya rasa tren penurunan untuk imbal hasil akan berlanjut karena pada dasarnya, tidak ada yang berubah," kata Fawad Razaqzada, analis pasar Forex.com.
"Kami masih melihat bank sentral menyampaikan pesan dovish di seluruh papan dan yang seharusnya menjaga imbal hasil di bawah tekanan jangka panjang," katanya.
Sebelumnya pada hari itu, Bank Sentral Eropa (ECB) membiarkan suku bunga utama tidak berubah.
Di antara logam mulia lainnya, platinum naik 0,7 persen menjadi 921,08 dolar AS per ounce, setelah naik ke level tertinggi sejak 30 September.
Palladium, yang mencapai rekor tertinggi 1.783,21 dolar AS minggu lalu, naik 1,7 persen menjadi 1.771,42 dolar AS per ounce. Perak melonjak 1,4 persen menjadi 17,79 dolar AS.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019